Part 16

223 14 0
                                    

"Sagaaaa!!! Piket lo."Teriak Jesy.

Yang di panggil berpura-pura tak dengar dan asik mengobrol dengan teman-temannya.

"Sagaaa... Jangan pura-pura budek ya lo."Saga jengah mendengar teriakan jesy.

"He... Bu ketu mulut kebanyakan bensin ye ngegas mulu heran."Celetuk Saga.

"He... Rojali kalo lo kaga pura-pura budek gue juga kga perlu teriak-teriak."Sungut Jesy.

"Enak aja lu rubah-rubah nama gue emak bapak gue susah-susah nyari nama malah lu ganti, lu mau bikin tumpeng buat ganti nama gue."Bacot Saga panjang lebar.

"Bacot lu ga."Akhirnya Jesy meninggalkan Saga san teman-temannya.

Saga dan lainnya sibuk bercanda dengan melontarkan kata-kata yang unfaedah, mereka berada di bagian kursi bagian pojok belakang sarang dari para cowok berkumpul.

Suara gelak tawa terdengar keras memenuhi ruangan para kaum cewek merasa terusil dengan suara tawa mereka yang keras tatapan tak suka pun mereka dapatkan.

"Panjull lu bisa diem kaga."Teriak Maya.

"Suka-suka gue lampir."Teriak Saga.

Maya hanya mesu-mesu melihat tingkah Saga dan teman-temannya, mereka membahas tentang kucing Satria yang melahirkan dan mempunyai dua anak kucing yang ucul-ucul, disambung dengan cerita Tito yang baru saja membeli lima ekor anak ayam yang diberi nama Tata, Titi, Tutu, Toto, Dan Tete.

Membahas gosip-gosip yang sedang trendinh saat ini mulai dari Lucinta luna sampai Bowo yang digosipkan pacaran dengan cimoy.

"Gue baru beli anak ayam baru."Celetuk Tito.

"Beli berapa lu?."Tanya Satria.

"Gue beli lima."Jawab Tito.

"Semok-semok kaga ni."Timpal Arion.

"Behhhh...ajip lah asal kalian tau pantat anak ayam gue macem Bionce."Ucap Tito dengan menggebu-gebu.

"Anjir lah."Celetuk Saga.

"Bos, cewek yang ada di rumah lu itu sapa?."Tanya Satria.

"Namanya Ana gue nemu dia di halte."Jawab Saga.

"Anjir nemu di kira anak kucing apa."Samber Arion.

"Truss."Tanya Damar.

"Nabrak lah goblok."Jawab Saga.

"Si anjir gue tanya bener-bener."Sungut Damar.

---

Gara sedang duduk di atas sofa kepulan asap keluar dari mulut dan hidungnya. Suasana hening mendominasi hanya terdengar detik jam dinding.

"Gue bakal hancurin hidup lo Gatta."Rahang Gara mengeras.

"Gue hancurin orang-orang di sekitar lo."Mata tajam Bak elang menyorot dengan tajam.

Gara berjalan ke arah luar ruangan anak buahnya terdapat sedang bermain kartu dan sebagian tertidur basecamp yang mereka tempati terlihat sedikit bersuasana.

Tian menghampiri Gara dia melihat wajah sang ketua yang sedikit kurang baik banyak lebam dimana-mana ya... Tak heran jika Gara mengalami seperti itu dirinya dan lainpun sering mengalami.

"Lu napa?."Tanya Tuan.

"Emang gue kenapa? Kaga jelas lu."Jawab Gara.

Tian hanya mendengus dia bertanya baik-baik malah di jawab dengan begitu sarkasnya.

"Besok kita serang anak-anak Vebra."Ucap Gara.

Tian menginstruksi anak Trigas lainnya untuk berkumpul karena sang ketua Gara ingin memberikan perintah.

"Besok kita seorang anak-anak Vebra habisi mereka kalo lo lo semua nemu di jalan langsung kalian beresin, ngerti lo semuaa!!!. "Tegas Gara.

"Ngerti bos!."Jawab mereka kompak.

Siang berganti malam Nara sedang makan di temani dengan Ana, Saga yang melihat itu terasa sakit di dadanya melihat keluarga satu-satunya yang ia miliki menderita.

Jika bisa ia ingin berpindah posisi biarkan ia yang merasakan apa yang Nara rasakan saat ini. Saga memberi isyarat kepada Ana, Ana yang mengerti meninggalkan mereka berdua.

"Ka, gue bakal cari pendonor mata."Ucap Saga.

"Mau sampe kapan kamu cari? Ngga bakal ada kan yang kamu harus pentingin itu sekolah kamu."Jawab Nara lembut.

Saga menggapai tangan ringkih kakaknya.

"Menurut gue lu yang paling penting ka, sekolah gue gampang kaga lulus gue bisa ulang tahun depan."Nara hanya tersenyum adiknya memang keras kepala.

"Kamu ngga malu sama temen-temen kamu kalo kamu ngga lulus nanti?."Saga menghela napas.

"Buat apa gue malu yang penting kakak gue bisa liat lagi ke dulu."Kekeh Saga.

Nara meraba kepala Saga dan mengusap lembut adiknya dengan sayang, Saga keluarga satu-satunya yang dia miliki saat ini.

"Gue janji bakal cari pendonor buat lu ka secepatnya."Nara mengganggukkan kepalanya.

"Ka, gue mau tidur sama lu ya malem ini aja."Ucap Saga sambil memandang wajah kakaknya.

"Bukannya kamu ngga mau tidur sama kakak lagi kata kamu, kamu itu udah besar."Saut Nara dengan tersenyum.

"Cuma semalem ini gue mau tidur pangkuan lu macem dulu waktu gue masih kecil."Nara menerima permintaan adiknya itu.

Dengan telaten Saga membantu Nara duduk di atas ranjanganya dan setelah itu dia memposisikan dirinya tidur di atas pangkuan kakaknya dan meletakan tangan kakaknya di atas kepalanya.

Saga rindu sentuhan mamahnya dulu waktu Saga kecil jika dua merindukan mamahnya dia akan merengek kepada Nara dan Nara menemani Saga tidur dan terbiasa sampai sekarang.

Sapuhan lembut Nara membuat satu air mata lolos dari mata tajamnya, tangan Nara yang kurus dia rasakan mati-matian Saga menahan air matanya yang sudah terbendung di kedua bola matanya.











HALO... HAY HAY SEMUA KEMBALI LAGI DENGAN SAGA...

JANGAN LUPA BINTANG DI SEBELAH KIRI YA KAKAK..

TERIMAKASIH :)

SAGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang