Part 12

271 16 0
                                    

Di ruangan yang kecil, gelap dan dingin terdapat satu pria duduk bersimpuh di lantai. Penampilannya jauh dari kata layak rambut pirangnya yang berantakan mukanya yang sembab dan terdapat banyak luka lebam. Sangat kacau seperti hidupnya tidak ada kata bahagia sedikitpun yang ada hanya penderitaan, dendam dan penyesalan.

Lelaki itu bernama Marvelo Gara Bastian ketua dari salah satu genk motor yang di takuti setelah Gatta. Gara sang ketua TRIGAS yang tidak memiliki rasa belas kasihan yang ada di pikiranya hanya "bunuh orang yang tidak berguna." memang kejam sedari kecil ayahnya mendidik dengan sangat keras.

Jadilah sekarang Gara yang kejam, dingin, dan tidak memiliki rasa kasihan. Musuh bebuyutannya adalah Gatta dia berjanji akan menghancurkan siapa saja orang yang menurut Gatta berharga.

"Bos...sekarang ada kerjaan apa?."Tanya anak buahnya.

"Sekarang stop dulu tunggu waktu yang tepat."Jawab Gara dingin.

Orang tersebut meninggalkan bosnya yang dalam keadaan memprihatinkan sudah bukan hal aneh melihat sang ketua seperti itu sifatnya yang keras tidak ada satupun yang bisa membantahnya sekali dia berkata A maka tidak akan berubah menjadi B.

Disisi lain Gatta duduk di motor besarnya dia sedang memperhatikan satu rumah di seberang sana.Rumah itu sangat sepi.Saat menunggu cukup lama seorang wanita keluar dengan membawa kantong plastik mungkin sampah, Gatta menajamkan matanya siapa wanita itu?.

Gatta tetap memperhatikannya dan wanita tersebut memasuki rumah kembali, Apa itu pembantu baru di rumah itu? Tidak mungkin terlalu muda menjadi seorang pembantu.

Saat ingin menyalakan motornya Gatta melihat wanita tadi mendorong kursi roda yang menurut tebakannya adalah kakak Saga. Mereka berjalan berkeliling komplek rumahnya Gatta berinisiatif membuntuti mereka.

Kedua wanita itu berhenti di taman komplek dan berbincang-bincang Gatta masi Setia mengikuti mereka berdua.

"Ka Nara mau minum? Aku beliin ya."Tawar Ana.

"Boleh, jangan lama-lama ya."Jawab Nara.

Ana bergegas pergi untuk membeli minum sedangkan Nara duduk sendiri atas kursi rodanya. Gatta berjalan mendekat dan duduk di salah satu kursi taman tepat di sebelah Nara.

Wanita itu belum menyadari kehadirannya mata Gatta menelusuri wajah Nara rambut panjangnya yang tergerai tersapu oleh angin.Cantik spontan Gatta menyerunya dalam hati, namun bibirnya sedikit pucat Gatta seperti terhipnotis jantungnya berdetak lebih cepat.

Nara merasa ada seseorang di sebelahnya namun ia tetap diam seperti tidak tahu apa-apa. Apa dia orang jahat? Tapi tak terjadi apa-apa pada dirinya.

"Suasana hari ini sangat sejuk bukan?."Gatta terkejut apa wanita itu berbicara padanya namun dirinya hanya diam.

"Aku bicara padamu."Lagi-lagi Gatta terkejut bukankah wanita ini tak bisa melihat dirinya.

"Biasa aja."Jawab Gatta.

Nara tersenyum apa semua lelaki bepikir seperti itu menganggap suasana biasa saja padahal susasana dapat berubah dengan sendirinya.

"Karna kamu tidak merasakannya, coba nikmati pasti sangat luar biasa."Aneh pikir Gatta apa wanita ini tidak takut pada dirinya yang note bannya orang asing.

"Buat apa buang-buang waktu gue."Jawab Gatta lagi.

"Tidak ada yang sia-sia kamu dapat sesuatu yang bisa kamu dapatkan."Timpal Nara.

"Apa yang bisa gue dapet?."Tanya Gatta.

"Kamu bisa merasakan rasa ketenangan."Jawab Nara.

"oh iya aku Nara."Nara mengulurkan tangannya.

Gatta terpaku jadi namanya Nara, ia masih Setia memandangi tangan Nara dengan ragu Gatta menjabatnya.

" Gatta."Nara tersenyum akhirnya dia memiliki teman lagi.

Hening hanya terdengar suara angin dan dedaunan yang jatuh menyentuh tanah.

"Gue pergi."Gatta berdiri dari duduknya.

"Hati-hati semoga kita bisa ketemu lagi ya."Nara tersenyum.

"Gue cuma mau bilang ke lu, jangan pernah bilang siapa-siapa kalo lu ketemu gue apa lagi Saga."Senyum Nara hilang.

"Iya."Jawab Nara.

Gatta bergegas pergi sebelum wanita itu datang, Gatta merapatkan topinya dan berjalan menuju motornya. Saat Ana kembali Nara masih dalam posisinya namun raut mukanya berubah dari sebelumnya.

"Ka ini minumnya."Ana memberikan sebotol air mineral ke arah tangan Nara.

"Terimakasih."Ucap Nara.

"Kita pulang Saga bilang Andra mau ke rumah."Ana mengangguk dan mendorong kursi roda Nara.

Sepanjang jalan mereka berbincang-bincang sembari menikmati angin sore yang amaf sejuk.



Halo... Halo... Ketemu lagi bareng Admin di sini.

Mungkin part ini lumayan singkat, jadi nikmati semoga kalian suka...

Terimakasih :)

SAGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang