Part 24

200 12 0
                                    

Seminggu sudah berlalu Saga dan yang lainnya berada di basecamp mereka duduk melingkar dengan Andra berada di posisi tengah-tengah.

Mereka sedang menghitung hasil penjualan seminggu ini, uang yang berserakan di tengah-tengah mereka. Mulut Andra yang sedang komat-kamit menghitung dengan satu kalkulator di tangan nya.

"Wihh... Keren si Andra,dah pantes jadi tukang sembako."Celetuk Juna.

Andra yang masih fokus dengan itung-itungannya hanya diam mendengar desas-desus dari teman-temannya.

Yang lain asik dengan candaan masing-masing Ucup yang sedang menjahili Satria dengan menarik-narik rambut panjangnya, Saga dan Arion yang ikut fokus melihat Andra menghitung, dan lain-lain.

"Lama amat si lu ngitung ah."Dumel Bima.

"Diem lu jupri Andra klo dah masalah duit lupa dunia."Jelas Saka.

Rasa bosan melanda mereka semua terkecuali Andra, mereka memainkan benda apa saja di sekitar mereka untuk mengusir kebosanan, mengapa mereka tidak bermain handphone saja? Jawabannya semua handphone mereka di rampas oleh Andra.

Andra merampas handphone mereka di tengah-tengah kaki yang dia silang otomatis mereka tidak bisa berbuat apa-apa Andra bilang "enak aja lu semua main hp nah gue ngitung kita harus susah sama-sama enak aja."begitulah ocehan sang Andra.

"Ndra, hp gue."Rengek Akmal.

Andra pura-pura tak dengar dan tetap fokus.

"Gue sabet juga lu."Ancam  Sagar

"Gue lupa ama uang yang di itung gue telen lu semua."Mereka hanya manyut mendengar ancaman Andra.

5 menit


10 menit


15 menit


1 jam

"Hahhhhh...selesai juga jadi semuanya ada 120.000.000 juta itu dari hasil jualan kita sama sumbangan dari semuanya."Jelas Andra.

"Satu jam ndra SATU JAMM!."Teriak Arion.

"Lu dah buat kita lumutan kambing."Gemas Satria.

"Wolesss brayyyy."Andra hanya cengengesan.

"Lah si bos malah molor."Saga sudah tergeletak di lantai.

"Lu sih lama."Sungut Joshua.

"Napa jadi salahin gue si."Sewot Andra.

"Ini ngapa para ondel-ondel jadi berantem dah."Lerai Sagar.

Saga terbangun mendengar anak buahnya beradu mulut.

"Ni bos beres."Andra menyerahkan amplop.

"Thanks buat kalian semua."Ucap Saga.

Mereka menggangguk, ada rasa bahagia di hati mereka bisa membantu teman yang sudah mereka anggap seperti saudara sendiri.

"Besok gue ke rumah sakit."Ucao Saga.

"Kita doain semoga sukses."Saga mengangguk.

Di lain sisi Nara tengah duduk di atas kursi roda yang sejak lama menjadi teman setianya selama ini,dirinya tengah gusar sebab besok dia sudah mulai masuk rumah sakit. Dia berdoa semoga operasinya akan berhasil dan dia dapat melihat kembali.

Saga menyentuh pundak kakaknya dia tahu kakaknya tengah cemas, dirinya ingin menyalurkan ketenangan lewat sentuhan dari dirinya.

"Besok kita berangkat gue beresin barang-barang yang mau di bawa."Saga mendorong kursi roda kakaknya

Saga meraih tas dan memasukkan barang-barang keperluan kakaknya dan juga Aga.

"Jangan khawatir semuanya bakal berjalan lancar lu harus percaya itu."Nara masih belum tenang seutuhnya.

"Yaudah lu tidur besok pagi Saka jemput."Lanjut Saga.

Sebelum keluar Saga mencium kening Nara dan keponakannya dan berlalu keluar.

Pagi menjelang di kediaman Saga sudah siapa untuk berangkat Saka pun sudah sedari tadi datang untuk menjemput kakak dari sohibnya itu.

Mereka sudah berada di dalam mobil Nara hanya diam dan menggenggam tangan Aga erat, rasa gelisah melandanya sedari malam.

"Ayoo... Ka udah sampe."Saga membantu Nara.

Saka yang Setia menggendong Aga di dekapannya bocah itu hanya diam sedari tadi.

Nara sudah berada di ruang rawatnya besok dirinya akan melaksanakan operasi yang sedari dulu dirinya impikan.

"Nanti temen-temen gue bakal giliran nungguin lu."Jelas Saga.

Nara masih diam Saga yang melihat kakaknya diam membisu mengusak rambut panjang kakaknya.

"Udah ngga usah khawatir."Nara hanya mengangguk.

Saga meninggalkan seorang diri di kamar, pikirannya berkecamuk satu sisi dirinya takut di sisi lain dirinya sangat senang. Sudah tidak sabar meninggalkan dunianya yang gelap ini dan satu yang menjadi bahan penasaran Nara orang yang bernama Gatta itu ingin sekali dia melihat orang tersebut.

Aga sedari tadi menyenderkan kepalanya di ceruk leher Saka rasa kantuk masih melanda sebab pagi-pagi sekali dirinya sudah di bangunkan.

"He... Jagoan masih ngantuk?."Tanya Saka.

Aga hanya menggeleng dan tetap pada posisinya semula.

Gatta yang masih terlelap di alam mimpinya di buat terkejut suara handphonenya yang berbunyi nyaring membuat semua orang di sana merasa terusik.

"Ada apa?."Suara Gatta serak khas orang bangun tidur.

"Den, bapak masuk rumah sakit."Jelas asisten rumah tangganya.

"Gatta pulang."Dia segera bergegas meninggalkan basecamp.

Gatta membelah jalanan ibu kota yang masih terasa lenggang motor ninjanya berjalan di atas rata-rata, ayahnya masuk rumah sakit walaupun Gatta sangat membenci ayahnya namun dia orang tua satu-satunya yang dia miliki sekarang.

Tanpa ba bi bu Gatta berlari menuju ruangan yang sudah di beri tahu oleh asisten rumah tangganya. Di kaca yang besar dirinya melihat sang ayah yang sedang terbaring lemah pria yang tegas dan keras dalam keadaan lemah.

Gatta merapatkan kedua matanya rapat-rapat dirinya mendudukkan diri diatas kursi tunggu wajahnya masih terlihat lesu, rambut berantakan.

Dirinya akan membolos kuliah lagi dan menunggu ayahnya disini, sakit ginjal yang di derita sudah sangat parah dan rentan.

Dia meraih benda pipih itu dan menelfon sahabatnya Aksa.

"Woy? Apaan si masih subuh anjir."Belum sempat Gatta berbicara orang di seberang sana sudah dulu mendumal.

"Melek mata lu matahari dah tinggi, jangan banyak tanya cepet."Tanpa menunggu jawaban Gatta memutuskan secara sepihak.

Rasa kantuk masih mendominasi dia merebahkan diri atas kursi tunggu badannya masih terasa lelah semalam dirinya habis bertarung dengan anak CALDAV.

Setengah jam dengan posisi yang nyaman menurutnya satu tepukan membuat dirinya terusik, disana dia melihat Aksa dengan membawa ransek di punggungnya.

"Lo tau gue masih ngantuk."Gatta masih diam tanpa menghiraukan temannya itu.

"Nih pesenan lu mana ongkos kirimnya."Anak ini memang sehari saja tidak membuat tensi darah nya naik.

"Sa, masih pagi jangan sampe tangan gue kotor gara-gara jotos muka lo itu."Aksa hanya manyuy mendengar perkataan Gatta.

Aksa berjalan ke arah seberang Gatta dia merebahkan badannya terasa nikmat walau sederhana.


HALOOO... SAGA KEMBALI...

BINTANGNYA JANGAN LUPA KAKAK....

TERIMAKASIH :)

SAGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang