Part 26

220 8 0
                                    

Pagi datang sang surya menyinari belahan bumi bagian barat menggantikan sang bulan yang bekerja semalaman. Saga datang dengan menggendong Aga dirinya memang tidur di rumah karena Nara khawatir jika Aga terlalu lama di rumah sakit.

Saga melihat keempat temannya yang masih asik dengan dunia mimpi yang belum juga usai, menurutnya posisi mereka sangatlah tidak etis Andra dan Sagar yang tidur di bawah lantai beralaskan karpet, Saka dan Bima yang tidur di salah satu sofa.

"He... Kalian para pengangguran bangun kerja."Dengan suara kerasnya.

"Anjir si Saga ganggu lo."Sungut Andra.

"Bangun lo kebo."Ejek Saga.

Mereka berempat duduk dengan mata yang masih enggan untuk terbuka. Rambut acak-acakan dan muka bantalnya.

"Enak lo ya tidurnya nyenyak mas?."Ejek Bima.

"Wesshh... Enak mas."Jawab Saga.

"Lo enak-enakan tidur di kasur yang empuk dan selimut yang hangat."Omel Andra.

"Sedangkan kita tidur beralaskan karpet dan tanpa adanya selimut."Sambung Sagar.

"Lebay lu tai biasa tidur di kolong jembatan ae belagu."Jawab Saga.

"Ka Nara belum bangun juga?."Tanya Saga.

"Belom noh."Tunjuk Bima.

"Kalian berisik tadi malem ya jadi kakak gue kaga tidur-tidur."Tuduh Saga.

"Nuduh mulu lo heran gue."Ambek Saka.

Waktu sudah siang matahari naik di atas kepala, sebentar lagi waktunya Nara menjalankan operasi Saga yang Setia berada di sebelah kakaknya.

"Lo harus tenang, gue yakin bakal berhasil."Nara sibuk memainkan jari panjang Saga.

Tiga perawat masuk dan membawa Nara ke arah ruang operasi, sebelum masuk Saga mencium kening kakaknya dengan sayang.

Lampu operasi dinyalakan semua orang yang berada di sana sibuk merapalkan doa semoga semuanya berjalan dengan lancar. Sarga sibuk dengan Aga yang selalu bergerak dalam tidurnya mungkin dia merasa gelisah di saat ibunya sedang berjuang disana.

Dua jam berlalu lampu ruang operasi berubah menjadi hijau pertanda operasi telah usai, pintu terbuka satu brangkar keluar diiringi oleh beberapa perawat.

"Operasinya lancar, pasien akan sadar malam nanti jika obat biusnya hilang."Jelas Dokter.

Mereka semua bernapas lega, Nara di pindahkan ke ruang rawat inap. Rasa bahagia terpancar di sana Saga bersyukur akhir dari penderitaan.

Andra menepuk bahu Saga.

"Jangan lupa napas bos."Saga hanya mendengus.

"Kalian pulang."Mereka menggangguk kompak.

Sarga menyerahkan tubuh Aga dan mereka berpamitan untuk pulang sudah dua hari mereka berada du rumah sakit.

Saga berjalan dengan menggendong Aga di pelukannya, rasa syukur tak henti-hentinya dia ucapkan.

Malam tiba lampu-lampu rumah sakit satu persatu menyala di salah satu ruangan Saga masih setia menemani sang kakak yang masih belum sadar.

"Om, mamah napa idulan?."Tanya Aga dengan polos.

"Mamah lagi tidur."Jawab Saga.

"Telus itu napa mata mamah di tutup?."Saga tersenyum.

"Mata mamah sakit tapi nanti sebentar lagi sembuh."Aga hanya mengangguk-angguk.

SAGA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang