06 | 63

163 11 0
                                    

A U A | E N D


Tepat pukul 08.00,

Alna sudah merias wajahnya sedikit dan sudah menggunakan drees berwarna nude yang sangat cocok di tubuhnya. Alna berdiri di depan kaca, tersenyum. Lalu pintunya ada yang mengetuk.

"Masuk" ucap Alna, Ina masuk ke dalam kamar Alna.

"Asikkkk mau kemana lo?" tanya Ina.

"Mau ke rumah Oma nya Aksa dong." sombong Alna.

"Lah ngapain?"

"Kepo. Eh Ka- gue cantik banget ternyata masyaallah" ujar Alna sambil berpose pose di hadapan cermin.

"Nah lo baru sadar? makanya jangan insecure mulu lo."

"Ih gue ga pernah insecure, emangnya lo."

"Dih Elina?"

"I-iya ke Elina doang. Yang lainnya nggak!"

"Masa?"

"Ishhh" Alna berdecak kesal "Dah lah, mau ngapain si Ka?"

"Aksa didepan."

"Iiih napa lo gabilang dari tadi sih." Alna langsung bergegas mengambil tas dsn handphonenya, lalu sedikit berlari keluar kamar.

"Alna astagfirullah jangan lari!" teriak Ina "Takut takut hils lo loncat anjir." lanjut Ina.

"Gue ga pake hils dodol." sahut Alna.

|□□□□□□□□□□□□□□|

Alna menuruni tangga dengan terburu buru, hingga pada anak tangga terakhir Alna kehilangan rem nya.

"ABANGGGGG!" Alna berteriak refleks.

"ALNAAA!" teriak Nada dan Wira, beda lagi dengan Aksa yang terkejut di ruang tamu.

"EEEH!" Raga langsung berlari dan menangkap Alna untung posisi Raga tidak jauh dari tangga.

"Alna kamu ga kenapa kenapa kan?" tanya Nada panik.

"Nah kan. Sukurin sih kalo sampe jatoh!" omel Raga setelah menangkap tubuh Alna.

"Abang adiknya hampir jatuh malah di omelin." Tegur Wira.

"Abisnya Alna, kalau di tangga maka nya jangan sambil lari."

"Iya maaf Alna tadi buru buru."

"Udah udah." ujar Nada "Gapapa kan sayang?" tanyanya.

"Ngga Ma."

"Ya iya lah gapapa. Coba kalau tadi ga ada gue, gimana lo?" ucap Raga masih menyalahkan Alna.

"Isss Abaaaang!"

"Udah dong. Aksa ini udah nunggu kamu, gih berangkat sana. Abang juga katanya mau kuliah kan, gih sana berangkat." ujar Nada.

"Iya, Abang berangkat dulu. Assalamualaikum." pamit Raga dan menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam." jawab mereka berbarengan.

"Hati hati Bang, jangan ngebut." ujar Wira dan di acungi jempol oleh Raga.

Alna mendekat ke sofa dimana ada Nada, Wira, dan juga Aksa.

"Duh putri Papa udah besar ya, cantik banget." ujar Wira.

 Alna Untuk Aksa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang