19 | 63

85 12 0
                                    

A U A | E N D


Agam ada dirumah Ina malam ini, mereka duduk diteras depan rumah sambil menikmati teh buatan Mama Ina.

"Langit nya lagi bagus, bintangnya juga lucu ih." celetuk Ina.

"Iya, lucu kaya kamu." sahut Agam dan Ina tertawa.

"Apaan si By, ga cocok kamu gombal gitu."

"Hahaha"

Hening sekilas.

"By" panggil Agam.

"Hmm"

"Kalau disuruh jadi apa di langit, kamu mau jadi apa?"

"Kalau disuruh jadi apa di langit, aku mau jadi apa?- kok nanya gitu sih." tanya Ina bingung.

"Nanya aja. Kamu mau jadi apa? terus nanti aku jadi apa?"

"Emm- aku bulan dan kamu bintang."

"Kenapa gitu?"

"Karena bulan dan bintang di takdirkan tuhan untuk selalu berdekatan dan selalu bertemu, bahkan mereka juga dipasangkan. Jadi aku mau kita deket terus, bertemu hingga dipasangkan sama seperti bulan dan bintang."

"Hmm-" Agam menyelipkan sehelai rambut pada telinga Ina.

"Kenapa?" tanya Ina beralih pada Agam, mereka saling berhadapan.

"Sekarang kan aku lagi deket sama kamu, bisa di bilang aku bintang. Tapi kalau aku jauh, aku masih bisa di sebut bintang?"

"Kamu gak akan jauh dari aku lah, kamu kan bintangnya."

"Ck semisalnya, aku jauh dari kamu berarti aku apa?"

"Kalau kamu jauh sama aku, berarti bisa di bilang aku bulan dan kamu matahari. Mereka berada di tempat yang sama tapi ga bisa saling ketemu- tapi kamu gak akan jadi matahari,  karena kamu kan deket sama aku."

"Kalau gitu, sebentar lagi bulan sama bintang bakalan berubah jadi bulan sama matahari."

"Maksudnya?"

"Ya kamu bulan, aku matahari."

"Gam apa sih? kamu mau pergi? kemana?" tanya Ina, Agam hanya tersenyum kecil.

"Byyy, jawaaaab!"

Mereka saling terdiam dan bertatapan.

Hingga klakson mobil yang datang memecahkan keduanya. Itu mobil Aksa yang mengantar Alna pulang.

"Hai Kak Agam!" sapa Alna sambil menguap.

"Kalian bahas apaan serius amat?" tanya Aksa.

"Kepo lo." sahut Agam.

"Dih." cibir Aksa dan beralih pada Alna "Masuk gih" titahnya.

"Iya, kamu pulang dulu baru aku masuk." jawab Alna.

"Ya udah iya, aku pulang. Dah pacar jangan bergadang drakoran awas aja." ancam Aksa sambil mencubit hidung Alna.

"Issss iya! Dah sana, nanti kemaleman kamu nyampenya. Terus kalau udah nyampe rumah-"

"Kabarin aku!" potong Aksa cepat dan Alna tertawa "Iya aku kabarin, bawel banget pacar Aksa." ucap Aksa lalu Alna tersenyum.

"Gam, Na gue duluan ya bye!" pamit Aksa pad Agam dan Ina "Dah pacar!" ucap Aksa pada Alna.

"Yo"

"Dah hati hati!" ujar Alna dan di acungi jempol oleh Aksa

Aksa langsung bergegas keluar gerbang rumah Alna dengan mobilnya.

 Alna Untuk Aksa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang