17 | 63

91 13 3
                                    

A U A | E N D


Alna baru selesai mencuci wajahnya lalu dia mematikan lampu dan rebahan dikasurnya. Membuka galeri handphonenya, tersenyum melihat foto foto minggu lalu bersama anak anak di panti asuhan dan juga teman teman yang lainnya.

Pintu kamar Alna terbuka, siapa lagi kalau bukan Raga yang selalu membukanya tanpa izin.

"Apasih! kalau mau masuk ketuk pintu dulu kenapa sih!" gerutu Alna ketika wajah Raga muncul di balik pintu terbuka.

"Ya maap." jawab Raga.

"Ngapain?!" tanya Alna kesal.

"Jangan lupa besok ke kafe Abang." ujar Raga yang hanya terlihat kepalanya saja dibalik pintu.

"Iya, Alna ga lupa kok."

"Oke bagus." sahut Raga kemudian pergi begitu saja tanpa menutup lagi pintu kamar Alna.

"ABANG  TUTUP LAGIIIII!!" teriak Alna.

"TUTUP SENDIRI ABANG LUPA."

"ALESANNN!"

"HAHAHAA"

Raga selalu seperti itu tidak pernah menutup pintu setelah membuka kamar Alna. Kadang kadang datang hanya untuk membuka dan tidak menutupnya kembali dengan sengaja tanpa alasan.

Dengan terpaksa Alna harus bangun dari posisi yang sudah nyamannya.

"Kebiasaan sumpah ih ngeselin banget punya Abang!" oceh Alna sambil menutup pintunya kembali.

Sedangkan Raga memasuki kamar Ina yang tidak ditutup.

"Na." panggil Raga, lalu menyalakan lampu kamar Ina yang sudah dimatikan.

"Apa?" tanya Ina yang sedang drakoran dikasurnya.

"Besok jangan lupa."

"Iya. Kafe Abang kan?"

"Iya, bagus." dan Raga pergi tanpa mematikan lampunya kembali dengan sengaja.

"IH MATIIN LAGI GAAAAA!!" teriak Ina, dan disusuli tawa jahil Raga. "Ah tau ah ish! kuker banget jadi orang!" oceh Ina lalu mematikan lampu kamarnya.

□□□□□□□□□□

Pukul 06.15 pagi pagi.

Nada menyiapkan sarapan di meja makan ditemani suaminya yang sudah suduk di meja makan.

"Kafenya Abang gimana mah?" tanya Wira pada Nada.

"Udah selesai, hari ini kan dibukanya Kafe Abang Pah." jawab Nada.

"Ooh iya ya hari ini" ujar Wira.

"Papa sama Mama kesana kan?" tanya Raga yang memasuki dapur.

"Iya, pasti dong." jawab Nada.

"Harus lah." sahut Wira.

"Siap kalo gitu" ujar Raga.

 Alna Untuk Aksa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang