21 | 63

80 12 0
                                    

A U A | E N D


Pukul 15.30

Sebentar lagi menuju malam tahun baru, Aksa dan teman temannya tertawa dan mengobrol dengan asik disana. Mereka semua mempersiapkan apa yang akan mereka lakukan dan gunakan.

"Alna." panggil Aksa dan Alna menoleh.

"Apa?"

"Happy new year." ujar Aksa membuat Alna tertawa.

"Hahaha belum waktunya tauu."

"Gapapa. Biar jadi orang pertama yang ucapin." ucap Aksa.

"Kurang seru kalau belum waktunya." ucap Alna.

"Ya udah kalau gitu, bantuin aku biar jadi orang pertama yang ucapin nanti pas tepat di jam nya. Gimana?"

"Caranya?"

"Cari tau sendiri lah. Harus bisa, ga mau tau."

"Kalau aku ga berhasil?"

"Intinya kalau kamu berhasil, aku kasih kamu hadiah. Gimana?"

"Apa hadiahnya?"

"Anything."

"Beneran ya?"

"Iyaa."

"Oke, kalau ga berhasil?"

"Up to me."

"Awas ya kalau macem macem."

"Ngga akan. Yaaa?"

"Ada ada aja, oke deh." Alna tersenyum begitu juga dengan Aksa.

Yang lainnya sibuk mempersiapkan Aksa dan Alna malah berduaan sambil menata lampu yang dari tadi tidak beres beres.

"ITU YANG NATA LAMPU! BELOM BERES JUGAAAA?!" teriak Elina, Alna dan Aksa terkekeh kemudian tertawa.

"Dih nyengir." cibir Fendy

"Itu apa lagi yang kurang?!" tanya Lano sambil menyiapkan tempat untuk bakar bakaran.

"Woi ini ga ada yang mau bantu siapin barbeque apa?!" teriak Anna.

"ALNA JANGAN BUCIN MULU NAPAAA ANJROTTT!!" teriak Naina di pintu rooftop sambil sulit membawa petasan ditangannya.

Alna yang melihatnya langsung bangun.

"Aku bantu Naina dulu, disini ada Fendy juga kan." ujar Alna pada Aksa.

"Iya, ati ati." ujar Aksa dan Alna tersenyum lalu berjalan kearah Naina yang sedang adu mulut dengan Sadam.

"Gue bilang petasannya kurang lo sih!" kata Naina.

"Kurang gimana ini pas Naina."

"Cuma enam, disini kita berdua belas Sadam."

"Ya kan nanti satu petasan di pegang sama dua orang jamilah."

"Pasangan gitu? mereka punya pasangan gue sama siapa, sama lo gitu?"

"Sama rumput yang bergoyang. Ya iyalah sama siapa lagi."

"Rese lo."

"Tapi lo seneng."

"Tipi li sining. Bacott dahlah."

"Woi udah apa sih ribut mulu kaya pasutri." ujar Alna menengahi.

"Bawaannya deket Sadam tuh pengen ribut mulu, heran gue." jawab Naina.

"Awas lo suka nanti sama Gue." sahut Sadam.

"Dih amitamit dah gue."

"Udah. Sini gue bantuin." ucap Alna dan mengambil dua petasan di tangan Naina dan Naina membawanya tiga.

 Alna Untuk Aksa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang