03 | 63

231 15 3
                                    

A U A | E N D


4 Juli 2020, tahun ini yang mereka jalani.

Suasana pagi hari menurut Alna tidak secerah hari hari kemarin, entah kenapa dia bisa mengatakan itu padahal jelas jelas matahari pukul 06.36 ini sudah hadir menemani setiap langkah yang Alna jalani di gerbang sekolah.

Pagi ini dia mendadak tidak mood, Aksa tidak menjemputnya hari ini dan Ina pasti tidak mengizinkannya untuk nebeng bersamanya dengan Agam.

Heran padahal Alna adalah adik kandungnya, dan Agam menjemput Ina dengan mobil yang kursi penumpangnya masih tersedia. Salah Alna juga sih, setiap melihat kebersamaan Ina bersama Agam pasti akan selalu mengacaukannya. Dengan cara membeberkan akun sosial media Ina yang selalu penuh dengan notif dari lelaki lelaki yang berusaha mendekati Ina. Padahal hal seperti itu jelas jelas tidak akan membuat satu pasangan itu bertengkar sedikit pun.

Alasannya satu, 'gue pengen liat mereka berantem sekali aja' Ya alasannya karena Alna ingin melihat Kakanya itu bertengkar dengan pacarnya, karena hubungannya selalu baik baik saja. Adik macam apa yang menginginkan suatu masalah terjadi pada Kakaknya.

Alna berjalan memasuki kelasnya, moodnya benar benar buruk hari ini. Menenggelamkan kepalanya di meja yang menjadi tempat corat coret Alna bersama teman sebangkunya, Elina. Rasanya tanpa Aksa sehari saja akan membuat Alna kehilangan semangat hidupnya.

"Pagi pagi kenapa sih Al?" tanya Elina.

"Gue bete, sebete betenya orang bete." jawab Alna lesu.

"Ga biasa nya lo, kenapa?"

Alna mengangkat kepalanya dan dengan mood yang memburuk mengatakan-

"Hari ini gue ga di jemput sama Aksa!"

"Hah? serius lo?"

Benar benar sekaget itu Elina, karena sejatinya Alna adalah bucinnya seorang Aksa. Dari hari setahun lalu itu, tidak pernah sekalipun Aksa tidak menjemput Alna. Sesibuk apapun Aksa dia akan selalu memprioritaskan Alna dari apapun.

"Iya, bahkan dar kemarin balik nganterin gue sekolah ga ada kabar sama sekali."

"Hah?!"

"Chat gue mana di read doang lagi. Emang dia sibuk banget apa sekarang udah jadi kelas dua belas?"

"Ga, ngga mungkin."

Aksa tidak pernah seperti ini pada Alna. Sesibuk apapun tetap Alna yang nomor satu untuk Aksa. Dia akan mengabari Alna meski sekali ketika sedang sibuk. Tapi sekarang satu hurufpun tidak nampak di notif Alna, dan Aksa tidak menjemput Alna hari ini. Nah jika tidak bisa menjemput Alna, Aksa yang selalu memesankan taksi online untuk Alna. Alna tidak akan di biarkan sendirian, bahkan memesan ojek online dengan sendiri pun tidak diizinkan Aksa. Aksa terlalu khawatir, terlalu takut untuk meninggalkan Alna sendirian. Tapi,sekarang Aksa membuat Alna harus melakukannya sendirian.

"Lo ga buat salah sama Aksa kan? Kalian ga berantem?" tanya Elina lagi.

"Ngga El, kita baik baik aja."

"Kenapa sih?" Hana bersama Anna ikut nimbrung.

"Ka Aksa ga ngabarin Alna dari kemarin, terus tadi juga Alna ga di jemput sama Ka Aksa." jelas Elina.

"Lo ga ada salah kan sama Ka Aksa?" tanya Anna, Alna menggeleng cepat.

"Masalah sama si Mike? udahan?" tanya Hana memastikan.

"Ish itu udah selesai dari seminggu yang lalu Han."

"Terus kenapa Ka Aksa kaya gitu sama lo?"

"Gue gatau, tapi demi apapun gue ga buat salah sama dia El."

 Alna Untuk Aksa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang