A U A | E N D
Suasana pagi di rumah Alna ketika pukul 05.45
Nada dan Inata yang sedang mempersiapkan sarapan pagi dan juga Raga yang baru saja menuruni tangga sambil menggosok rambut basahnya dengan handuk di tangannya.
Ina melihat datar Raga yang semakin dekat kepadanya.
"Apaan si." celetuk Raga.
"Bang kasih tau shamponya dong." ujar Ina.
"Lah? Lo ga punya shampo apa gimana?" tanya Raga sambil menaruh handuk di bangku dan duduk di bangku sebelahnya.
"Ada tapi ga sewangi shampo lo Bang."
"Cari aja di google 'shampo orang ganteng' gitu."
"Lo ganteng emang?"
"Ooo jelas"
"Ngaca. Kasih tau nanti gue kasih lo mie ayam yang di gang sebelah sekolah."
"Mbung, orang gue dah makan kemaren wlee."
"Ishh pelit banget nyebutin shampo doang najhong."
"Shampo bayi." ucap Alna yang kemudian turun dari lantai atas.
"Hah?"
"Iya, warna putih botolnya."
"Dih sotau orang teh, mana ada."
"Orang bener kemaren gue yang naro dikamar lo suruh Mama."
"Ih Mama! biarin sih yang penting wangi kan."
"Hahahaha orang ganteng makenya shampo bayi bang?" ledek Inata "Ga jadi mau deh gue, yang gue lebih mahal."
"Dih gue estetik mo apa lo?"
"Ahahah estetik dari mana anjritt."
"Kalo temen temen lo pada tau di ketawain lo satu kampus Bang."
"Heh! gue make karena shampo gue abis kemaren, kata Mama ada shampo yang dapet dari gratisan beli piring yaudah sementara gue pake dulu. Tapi wangi kan."
"Abang lagi bokek, belum mampu beli shampo yang harganya dua ratus ribu Kak." ujar Wira.
"Tah bener. Shampo gue sama Papa sama, DUA RATUS REBU. Mahal kan?"
"Gue yang make shampo Dove menangis mendengarnya." ucap Alna.
"Dari pada si Ina Lifebuoy"
"Dih gue Lifebuoy juga make nya banyak, kalo lo satu tetes satu tetes takut abis dan ga mampu beli lagi hahaha."
"Pa di ledek Ina." adu Raga pada Wira.
"Lo doang dih, Papa mah mampu beli satu lemari. Lo kan bokek Bang."
"Enak aja- emang bener sih."
Dan Ina tertawa garing. Begitu juga Alna. Dan Wira juga Nada menggeleng gelengkan kepalanya.
"Udah sarapan dulu." ujar Nada "Shampo aja di ributin, kalian mah dasar."
"Tau si Abang." ucap Alna.
"Dih si Ina duluan, lo ga pernah bela gue napa si De?" tanya Raga dan Alna menggedikkan bahu acuh.
"Di jemput siapa?" tanya Wira.
"Agam." jawab Ina.
"Aksa." jawab Alna.
"Diri sendiri." Jawab Raga.
"Hahaha. Pertanyaan buat Abang. NGEJEMPUT siapa?"
"KA JIWA." jawab Alna dan Ina kompak dan mereka tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alna Untuk Aksa [END]
Teen FictionEND [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Dan aku akan jadi kaki sebelah kiri kamu Sa- aku akan selalu ada buat kamu." "Bahkan aku bisa donorin mata aku, buat kamu Sa." "Aku rela ga bisa lihat, asal kamu baik baik aja." "Jangan kaya gini, aku mohon jangan jau...