20 | 63

88 11 1
                                    

A U A | E N D


Kini sudah sampai dimana hari ulangan terakhir tengah semester akan dimulai.

"Hana ga boleh pelit, awas aja." ancam Naina

"Y." jawab Hana

"Tuh ish si Hana mah gitu woii. Ga usah di temenin."

"Iya Naina seribu bibir."

"Ih anjir mitamit!"

"Lah kemaren yang nyontek terus siapa si?" tanya Elina dengan nada menyindir.

"Naina lah." celetuk Arka

"Iya Naina.  Naina yang nyontek, Naina yang dapet nilai paling gedeeeeeee." timpal Fendy

"Gue jadi merasa bersalah. Sikeeeeee!"

"Najong banget si lo Nai."

"Gue nyontek gue bangga."

"Dih anak bagoy." cibir Sadam

"Eh btw, Ka Ina sama Ka Agam gimana Al?" tanya Elina pada Alna.

Alna tidak tahu, Ina tidak menceritakan apa apa padanya. Yang Alna tahu pastinya hubungan mereka sedikit canggung.

"Gue gatau. Kemaren sih Ka Agam masih ke rumah, cuma ya gitu mereka gak kaya biasanya."

"Gara gara mulut mulut cewe cewe ini ni." celetuk Sadam menunjuk Hana dan yang lainnya.

"Kitakan ga sengaja." ucap Hana.

"Tau sih, lagian Kak Ina kenapa ga bilang kalau mau deket deket kita pasti berenti kalau tau disitu ada Kak Ina." sahut Naina.

"Nyenyenye" sahut Sadam menghempaskan rambut Naina yang terkuncir satu itu.

"Ih Sadam!!" amuk Naina, Sadam hanya tertawa.

"Mereka gak akan putuskan? mereka ga potek kan?" tanya Anna.

"Potek? ko kaya merek pembalut gue ya."

"Kotek anying, Hana kita serius!!" Naina memukul Hana.

"Eh sakit, ya maap."

"Coba aja kita gak ngomongin itu dikantin, atau setidaknya Kak Ina gak denger apa yang dibicarain kit. Sekarang mereka pasti baik baik aja yakan." ujar Elina.

"Ah salah gue nih."

"Salah sih. Tapi mau segimana ditutupin juga Kak Ina bakalan tau soal Agam." sahut Arka.

"Iya sih. Tapi seenggaknya gak sekarang gitu Ka."

"Kalau nanti El, mereka mungkin bakalan langsung pisah dan putus kan?"

"Lah iya sih."

"Mereka tuh saling sayang banget, ga rela gue mereka udahan." ucap Anna.

"Gue juga. Hubungan mereka ga pernah bertengkar, ga pernah ada masalah, sekalinya ada masalah- masalahnya sampe bikin pisah gini." ucap Naina.

"Putus juga gapapa sih. Siapa tau Ka Ina mau sama gue." ucap Sadam percaya diri.

"Hush! lo kalo ngomong!" Naina memukul bahu Sadam kencang. Sadam meringis.

"Mau di geng beng lo sama si Agam?" tanya Arka

"Nyaho lo, abis nanti sama Si Agam." timpal Fendy

"Kan SIAPA TAU anying."

"Lagian Ka Ina mikir berjuta juta kali, buat nerima lo." ujar Elina

"Mana mau Ka Ina sama lo dih." cibir Naina

 Alna Untuk Aksa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang