A U A | E N D
-Pukul 23.00Diruangan Aksa benar benar hening, dengan Alna dan Eva yang tertidur di sofa dan juga Arka yang tertidur di kursi samping brankar Aksa.
Perlahan tangan Aksa bergerak, dan Arka menyadarinya langsung terbangun.
"Awhsss." ringis Aksa memegang kepalanya.
"Sa, Aksa! lo udah bangun?!" ucap Arka memastikan.
"G-gue dimana?"
"Lo di rumah sakit."
"Rumah sakit? m-mata gue kenapa ga bisa liat Ka!" bentak Aksa.
"Tenang tenang! mata lo cuma di tutup perban kok gapapa." ucap Arka menenangkan Aksa.
Dan Aksa meraba matanya pelan pelan.
"Sa, lo ga inget apapun?" tanya Arka.
"G-gue.. yang gue inget gue ngendarain motor kenceng banget, setelah itu gue kecelakaan dan sempet liat notip dari Alna abis itu gue ga inget apa apa lagi- Alna! Ka Alna mana?!"
"Alna ada disini, sama Bunda. Mereka lagi tidur, ini jam 11 malem Sa."
"Gue kangen Bunda sama Alna."
"Mereka khawatir banget sama lo, bentar gue panggilin dokter dulu."
"Ga perlu, gue udah gapapa."
"Tapi Sa-"
"Arka kenapa berisik sih, kasian Alna." ujar Eva yang terbangun mendengar bisikan suara Arka.
"Bun, Aksa udah sadar." ucap Arka.
"Aksa!" Eva langsung berdiri menghampiri Aksa.
"Bunda.."
"Aksaa Bunda kangen banget sama kamu." ucap Eva dan memeluk Aksa. Tangisnya kembali membasahi pipinya.
"Aksa juga. Bun maafin Aksa ya, Aksa jadi buat kalian cemas."
"Gapapa sayang, jangan ulang ini lagi ya Sa. Jangan buat Bunda takut.."
"Maafin Aksa Bunda."
"Bunda sayang banget sama kamu." ucap Eva dan menciumi puncak kepala Aksa.
"Sa, maafin Bunda ya. Seharusnya waktu pagi itu Bunda ga usah pergi ke luar kota ikut Ayah kamu, harusnya Bunda nemenin kamu sebelum ini terjadi. Bunda salah, maafin Bunda Sa-"
"Bun udah, ini bukan salah Bunda. Ayah ada disini?" tanya Aksa.
"Ayah kemarin kemarin kesini, dan tadi sore dia berangkat untuk beresin semua urusannya di luar kota. Buat kamu." ujar Bunda dan senyum tipis di bibir Aksa terukir.
"Aksa juga kangen sama Alna." ucap Aksa.
"Alna ada disini, mau Bunda bangunin Alna?"
"Ngga usah, kasian Alna."
"Yaudah, kamu istirahat lagi ya. Oh iya Bunda harus panggil dokter."
"Biar Arka aja Bunda." ucap Arka.
"Ya sudah, hati hati ya Arka."
"Iya Bunda."
Arka pergi memanggil Dokter, dan Eva masih setia menggenggam tangan Anak semata wayangnya ini.
"Bun, Aksa mau lihat wajah Bunda." ucap Aksa.
Dan perlahan air mata Eva mengalir begitu deras. Eva menahan dirinya untuk tidak mengeluarkan isakan, dan Aksa mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alna Untuk Aksa [END]
Teen FictionEND [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Dan aku akan jadi kaki sebelah kiri kamu Sa- aku akan selalu ada buat kamu." "Bahkan aku bisa donorin mata aku, buat kamu Sa." "Aku rela ga bisa lihat, asal kamu baik baik aja." "Jangan kaya gini, aku mohon jangan jau...