16.| keras kepala.

432 32 11
                                    

°° kamu seperti mentari dipagi hari, selain indah juga menghangatkan dan aku membutuhkan itu °°

___
_______________

****

Matahari belum menampakan senyumanya bahkan semburat orange keemasan masih mengintip keluar dari sudut peraduanya, dinda yang dari tadi sudah bangun segera mandi, karna marcell meminta dinda agar tidak masak karna ingin makan diluar sekitar pantai sekalian menikmati suasana pantai yang cukup menyenangkan.

Hari ini dinda hanya memakai celana jeans putih sebatas paha dengan paduan kaos polos berwarna cream tak lupa juga memakai sepatu kesayanganya, dengan rambut digerai kebelakang membiarkan beberapa helai anak rambut menguntai didepan dan sedikit polesan lipblam tipis dibibirnya. cukup simpel memang tapi tak mengurangi wajah manis yang sudah terpatri sempurna diwajahnya.

Dinda segera beranjak menemui abangnya, seperti biasa abangnya nggak akan bangun sebelum dinda membangunkanya, meskipun tak pernah sulit bagi dinda, dinda menunggu abangnya yang sedang kini sedang mandi dengan duduk dipinggir kasur dan meraih buku novel yang bertengger dimeja belajar marcell. Tak butuh waktu lama marcell keluar kamar mandi sudah menekan pakaian santai untuk kepantai hampir sama dengan dinda hanya memakai jeans hitam sebatas lutut dengan kaos polos hitam.

" cel cantik amat " goda marcell yang masih berada didepan kaca merapikan rambutnya kemudian beralih ke rak mengambil sepatu hitam kesayanganya dan memakainya disamping dinda.

Dinda hanya memutar bola matanya malas " dari lahir " cuek dinda tanpa berniat melihat abangnya yang terkekeh pelan.

Merekapun keluar dan dan menuju bagasi sebenarnya dinda ingin naik motor bersama abangnya tapi berhubung nanti juga langsung belanja mingguan jadi gak jadi pakai motor.

Setelah beberapa menit kemudian mereka sudah dipantai, mereka menyusuri pinggiran pantai hingga beberapa air berhasil merambat dikaki jenjang dinda dan juga marcell saat gelombang kecil datang, sesekali dinda menghentakan kakinya membuat air muncrat ke atas, marcell yang berada disampingnya tersenyum melihat tingkah adiknya yang sangat antusias.

Suasana dipantai cukup sepi bahakan semburan orange keemasan masih tampak jelas diufuk timur karna memang masih sangat pagi apalagi bisa dilihat langsung dari ujung laut, lebih teihat indah. dinda dan marcell yang memang sengaja kesana sangat pagi sekali, dan menghindari keramaian, karna marcell dan dinda tak terlalu menyukai keramaian.

Dinda berlari kecil kearah abangnya yang sudah berjalan cukup jauh dari air " bang, mau taruhan sama acell??" ucap dinda seraya menatap abangnya dari samping.

Marcell menaikkan alisnya, menatap adiknya sekilas dan kembali berjalan " apa??"

" ayo kita lompat, kalau abang jauh lebih tinggi daripada acell, nanti abang, acell buatin cake kesuakaan dehh " tawar dinda masih berjalan mengikuti derap langkah marcell.

Marcell menghentikan langkahnya kemudian menatap dinda dan tersenyum miring " emang bisa, pendek gini kok nantangin abang " ujar marcell seraya melipat kedua tangannya didada.

Dinda mendelik tajam dan berkacak pinggang " abang ngejek acell, oke kita buktiin tapiii --" dinda memberikan jeda dan menatap abangnya yang terlihat songong " kalau abang kalah, abang mau kasih acell apa??"

Marcell hanya mengindikan bahunya " apa aja "

Merekapun siap untuk lompat dan yHhap --Bruugg.

Merekapun siap untuk lompat dan yHhap --Bruugg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dendam & Cinta ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang