40 | pilihan tersulit.

507 37 112
                                    

°° Kamu kembali mematahkan hati yang sudah terbalut sempurna, bahkan kini hancur dan butuh waktu lama lagi untuk merangkainya kembali °°

____
________________

****

Selama perjalanan menuju rumah rizky, dinda masih memikirkan ucapan prempuan yang belum diketahui namanya itu, bahkan saat makan pun terasa tak semangat meskipun perutnya terasa lapar karna tadi saat dirumah dia hanya makan sedikit karna mengingat dia akan jalan jalan keluar, berulang kali mencoba acuh dan tak perduli otaknya seakan terus memaksanya untuk mengingat kejadian barusan, dan kebingungan itu dapat dilihat jelas oleh rizky yang sesekali melirik gadisnya yang tengah menatap keluar jendela karna alex sudah dipulangkan mengingat bocah kecil itu sangat kelelahan saking bahagianya menikmati permainan hingga rizky pun tak tega jika mengajaknya untuk dirumahnya terlebih dulu.

" din "

Dinda tersentak lalu menoleh kearah rizky yang tengah menatapnya, rupanya lampu merah jadi rizky tak terlalu konsentrasi menatap kedepan.

" kenapa ky?? "

dilihatnya raut wajah dinda yang kusut seperti menyimpan sesuatu, dan rizky menyadari itu semenjak keluar dari toilet gadisnya terlihat beda.

" kamu nggak papa kan?? Kamu capek?? Atau gak usah kerumah aku aja?? " sungguh ia lebih mementingkan kesehatan kekasihnya, dibandingkan rasa penasaran mamanya toh besok besok juga masih ada waktu.

Dinda tersenyum melihat raut khawatir kekasihnya yang ditunjukan padanya.

" nggak papa kok, lagi memikirkan sesuatu aja "

dinda bukan tipikal wanita yang pandai menyimpan kebohongan, jika saja memang sudah sangat akrab dan sudah dipercaya dia tak pernah ragu untuk berbagi.

Rizky menyernyit mendengarnya " mikir apa cerita sa --

Dinn ..dinnn.. Dinn..

Rupanya lampu sudah berganti menjadi hijau, dan suara klakson saling bersautan dari dibelakang, hingga mau tak mau rizky segera melajukan mobilnya, dan kembali memfokuskan diri untuk mengendarai membelah jalan menuju rumahnya.

Rizky melirik kekasihnya yang terdiam dari tadi, sudut bibirnya terangkat ketika melihat kekasihnya tengah menutup mata,dan dinda sendiri tak menyangka jika dia gampang sekali tertidur, mungkin karna memang kelelahan.

Beberapa saat kemudian mobil rizky sudah berparkir sempurna didepan rumah miliknya, namun dilihatnya kekasihnya nampaknya masih asik dengan dunia mimpinya, laki laki berhidung mancung itupun melepas seatbelt dan lebih mendekatkan diri pada kekesihnya guna membangunkan.

Diusapnya lembut pipi dinda yang terlihat putih susu tanpa sapuan make up sedikitpun ditambah lagi bekas keringat membuat rambut depanya sedikit lepek, rizkypun menyingkirkannya dengan pelan namun cukup mengusik tidur sang gadis, mata dengan bulu mata lentik itu terbuka perlahan karna menyesuaikan cahaya yang baru saja masuk, rizkypun menarik kembali tanganya dan sedikit menjauhkan diri menyadari posisinya terlalu dekat.

" udah bangun? Ini udah sampai dirumah aku "

Dinda nampak tersentak setelah menyadari sesuatu " maaf, aku ketiduran " sesalnya lalu menegakkam tubuhnya dengan sempurna, diapun mengedarkan pandanganya, sejenak gadis itu tertegun melihat rumah didepanya, seperti tidak asing ah bukan dia memang mengenalnya.

" din "

Lagi lagi rizky gemas dengan tingkah dinda yang sering mengabaikanya karna sering melamun, dindapun menoleh merasa namanya dipanggil.

Dendam & Cinta ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang