°° Rindu itu naluri, bukan sebuah pemikiran. Rindu itu muncul secara alami, bukan atas ide seseorang °°.
____
_____________*****
Rizky tak bisa memejamkan matanya barang sedetikpun, laki laki itu beberapa kali bangun dari tidurnya, padahal tubuhnya memang benar benar lelah karna perjalanan yang cukup jauh, hingga akhirnya rizky memutuskan kesuatu tempat.
Sedikit mengendap endap dan memelankan langkah kakinya, akhirnya laki laki itu berhasil keluar rumah dan mengendarai mobil dan sedikit menyapa satpan rumah tantenya yang sedang berjaga.
Mobilnya berhenti dirumah sakit terbesar dibandung, rumah sakit dimana revan dan dinda berada berharap menemukan sosok yang dicarinya, sosok yang amat dirindukanya.
Tiba tiba matanya memicing, berusaha menajamkan penglihatanya dan benar, hatinya berdetak, detakan yang sama seperti dulu pada orang yang sama.
Sosok gadis yang dicintainya itu tampak anggun dan berwibawa dengan memakai pakaian dokternya, wajahnya semakin terlihat cantik dengan umur yang semakin dewasa, kakinya sudah tak sabar untuk melangkah mendekat dan bersiap membuka pintu mobil sebelum akhirnya dari belakang nampak sosok laki laki dengan pakaian yang dokter mengikuti dinda dari belakang dan menyapa gadis itu, dinda membalas sapaan itu dengan senyum manisnya, senyum yang berhasil membuat sisi kerasnya mencair, namun disisi lain dadanya sesak ketika mengingat senyum itu bukan ditujukan untuknya, untuk orang lain yang diyakini tunanganya.
Rizky terus mengikuti langkah keduanya hingga berhenti disuatu ditaman.
Keduanya tampak ngobrol dengan seselali gadis itu tersenyum, samar rizky tak bisa melihat senyum palsu atau memang gadis itu benar benar bahagia.
30 menit berlalu, rizky masih bertahan dengan luka dihatinya, hingga akhirnya laki laki yang bersama dinda itu bangkit dari duduk dengan seulas senyum dikeduanya, seolah benar benar pasangan yang romantis, laki laki itu benar benar pergi menyisakan dinda seorang diri entah apa yang gadis itu lakukan setelahnya, hingga beberapa menit dinda terlihat menunduk dengan tubuh yang sedikit bergetar.
Apakah dia menangis.
Rizky tersentak, kakinya tanpa sadar melangkah menuruni mobil untuk mendekat lebih kearah dinda namun gadis itu belum menyadari karna memang taman tak terlalu terang ditambah lagi cuacanya sedikit mendung. Semakin dekat rizky dapat mendengar isakan lirih dari dinda hingga saat tinggal beberapa langkah lagi sebuah tangan menariknya kebelakang menjauh dari tempat itu.
" Loe kapan pulang curut? " Sentak orang itu dengan antusias dibarengi dekapan hangat darinya.
Rizky mengulas senyum, membalas pelukan itu " baru tadi sore van " .
Melepas pelukanya, revan meninju bahu sepupunya keras " gini dong, gantle jangan kek pecundang, ngelupain negara sendiri gara gara galau berkepanjangan " ledek revan sarkas, yang dibalas kekehan lirih rizky.
Keduanya memang sempat cek cok sebelum rizky pergi kelondon, namun beberapa bulan setelahnya, revan tak tahan, dia mengalah, dia meminta maaf pada sepupunya itu lebih tepatnya keduanya saling menyadari kesalahan, revan sadar sepupunya yang amat disayanginya itu tak sepenuhnya salah, hanya saja bodoh, mereka tak lagi menyinggung dinda meskipun sering berkomunikasi lewat sosial media.
" Jadi loe dari london langsung kerumah gue? " rizky mengangguk sebagai jawaban, keduanya menyusuri koridor samping pintu keluar " lalu loe kesini kangen gue? gue ngangenin sih, gue tau " revan terus mengumbar kepedeannya, laki laki itu tetap sama seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam & Cinta ( Completed )
Fiksi RemajaDendam masa lalu yang tak pernah terbalaskan membuat rizky terjebak pada ambisinya itu sendiri, setelah memutuskan membalaskan dendamnya melalui adik dari musuhnya, justru berakhir menimbulkan rasa aneh yang selalu disangkalnya, hingga membuatnya di...