18.| ayah dan bunda??

448 34 23
                                    

°° dari sekian banyak nikmat tuhan yang aku syukuri, bersama kamu adalah salah satunya °°

____
_____________

***
Setelah pulang sekolah seperti biasa dinda pergi kerumah tante karin untuk bertemu dengan revan, tapi setelah memarkirkan motirnya disamping garasi mobil tak dilihatnya batang hidung revan yang biasanya selalu menyambutnya didepan pintu jika dia datang.

Dinda segera melangkahkan kaki jenjangnya yang masih dibalut sepatu sekolah menuju pintu utama.

" Assallamu'allaikum "

" waallaikumsalam " saut seseorang dari dalam rumah, Beberapa saat kemudian muncullah wanita yang sangat dinda rindukan tengah tersenyum kearahnya dengan mata berbinar " sayang kok kemaren gak dateng " ucapnya seraya memeluk tubuh dinda, dinda pun membalas pelukannya.

" iya tan kemaren --"

Karin segera melepas pelukanya dan menatap dinda dalam seraya memegang kedua bahunya" panggil bunda, sekarang dinda anak tante, jadi jangan panggil bunda tante, oke ??"

Dinda menggangguk, " iya bun, makasihhh "

" iya sayang, maafin bunda, sekarang gak bisa nemenin, soalnya bunda ada urusan sama temen bunda diluar, kamu masuk aja kekamar yang sebelah kiri, revan ada disana, gak papa kalau kamu mau masuk daripada nunggu diruang tengah sendiri "

Lagi lagi Dinda hanya bisa mengangguk mendengar ucapan karin, " iya bun "

Karin pun tersenyum dan mencium pucuk rambut dinda, dan melangkah keluar melewati dinda .

Dengan langkah pelan dinda menuju kamar yang tadi dikatakan oleh karin dan membuka kamar dengan sedikit ragu, namun setelah dibuka matanya menelusuri ruangan, dinda tidak menemukan siapa siapa, namun sayup sayup dinda mendengar gemercik air di dalam kamar mandi, mungkin lagi mandi dindapun memutuskan untuk masuk dan duduk disofa kamar itu. Matanya meneliti setiap sudut kamar yang ada hanya lah beberapa tempelan poster yang dinda tak mengenalnya siapa sosok yang berada diposter tersebut, sesaat.kemudian matanya berbinar melihat gitar yang bersender ditepi bawah ranjang, dinda bangkit dari duduk dan mengambil gitar itu, tanganya memetik senar gitar tak beraturan.

Dinda memang sangat menyukai alat musik gitar, saat dinda minta diajari oleh marcell, selalu marcell menolak dengan berbagai macam alasanya, dinda nanti gak fokus belajar apalah apalah. Oh ayolah hanya sesekali untuk mengusir kepenatan, bukan sebuah keutamaan.

Beberapa saat kemudian, suara deretan pintu membuat dinda mendongak, mendapati sosok yang dinantikannya, mata mereka bertemu, revan yang tengah melihat dinda duduk disofa dengan menenteng gitar membuatnya speechless antara terkejut senang dan juga heran.

Sedangkan dinda melihat revan keluar dengan rambut yang masih basah membuat ujung kaos yang melekat ditubuhnya menjadi sedikit basah membuatnya semakin tampan dan macho, namun sedetik kemudian dinda sadar, revan yang masih menatapnya begitu dalam membuatnya takut, takut takut kalau revan marah, karna dengan lancang mengambil gitarnya tanpa izinnya terlebih dahulu, dinda segera mengembalikan gitar kesemula.

Sikap dinda yang tak luput dari pandangan revan membuatnya mengerutkan keningnya " kenapa din??"

" itu, pinjem gitar, maaf kalau gak izin dulu "

Dendam & Cinta ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang