42 | luka.

486 28 69
                                    

°° bukan cinta yang salah, hanyasaja anganku yang terlalu tinggi °° 


____
_____________________

****

Kamar bernuansa putih bersih yang biasanya selalu rapi, kini bak kapal yang terhantam ombak dilaut lepas, buku berserakan bahkan barang barang yang terbuat dari kaca sudah pecah berhamburan dilantai kamar itu, sekali saja kaki melangkah, bisa dipastikan serpihan kaca menggores bahkan menusuk telapak kaki itu, untung saja sang pemilik tengah meringkuk dipojok kamar enggan untuk melangkah.

Tokk.. Tok... Tok..

" revan, sayang sarapan yuk, kamu ngapain sih sejak kemaren nggak keluar kamar "

Untung saja kamarnya kedap suara jadi suara bising kaca yang berhamburan tak membuat seiisi rumah mengetahuinya.

" sayang, keluar dong papa udah nunggu dibawah " lagi lagi sang mama menginstupsinya untuk membuka pintu, namun nihil revan masih asik dengan mimpinya menulikan pendengaran dan juga penglihatanya didunia nyata. Mungkin saja dunia mimpinya masih asik untuk digelutinya.

Lama tak mendapat jawaban sang mama akhirnya menyerah, dan turun menuju meja makan.

hendry, sang papa yang sudah menunggu keduanya nampak menyeryit tak mendapati anak semata wayangnya " revan mana ma, tumben nggak ikut makan "

Maya, mama revan menghembuskan nafasnya lelah " nggak tau pah, dipanggil nggak nyaut apa masih mengerjakan tugas ya pah?? Karna katanya kemaren dia ada tugas kuliah banyak " maya mencoba berfikiran positif.

" mungkin ma, kita makan dulu nanti papa cek dikamarnya " karna memang sudah lapar hendry nampak tak terlalu ambil pusing, ditambah lagi anaknya memang sedikit bandel jika sudah berkutat dengan masalah kampus.

Keduanya yang tengah asik makan malam dikejutkan dengan telefon rumah yang berdering, mayapun menghentikan makannya dan menghampiri ponsel guna mengangkatnya.

" iya hallo "

Irsyad menghembuskan nafasnya lega sekian lama menunggu kabar revan akhirnya dapat juga, untung belum masuk kelas, dan meninggalkan devan dan rizky dikantin sedangkan dia memilih sedikit menjauh.

" hallo tante, ini irsyad, revanya ada, soalnya saya telfon gak diangkat angkat dari tadi "

"owh dikamar ir, tadi aja mama panggil nggak nyaut mungkin masih sibuk sama tugas kuliahnya atau nggak masih tidur "

Irsyad yang sudah tau masalahnya nampak gusar, kakinya tak henti hentinya melangkah bolak balik " bisa dicek tan, revan lagi ngapain ?? "

Maya nampaknya menangkap hal yang tidak beres, suara irsyad yang begitu cemas dan khawatir tertangkap diindra pendengaranya " emang kenapa ir, ada apa?? " mau tidak mau maya ikutan cemas.

" nanti irsyad kasih tau, kalau kamarnya udah dibuka kabarin irsyad tan "

" iya ir, nanti mama kabarin, kamu sekarang ujian ya, jangan lupa berdoa dulu " saran maya, memang sangat mengenal bahkan sudah akrab dengan sahabat dari anaknya itu.

" iya tan, mkasih "

Irsyad segera memutuskan sambungan karna ujian akan dimulai sebentar lagi.

Sedangkan maya yang nampak gusar segera menghampiri suaminya.

" pa, kita cek sekarang yuk, mama khawatir sama revan pa " seru maya seraya menarik lengan hendry yang sedang asik menyantap sarapan.

Mendengus kesal hendry mengikuti ajakan istrinya yang memang sangat menyayangi anak semata wayangnya itu. Setelah sampai diambang pintu kamar revan maya dan hendry tak henti hentinya mengetuk pintu yang masih tertutup rapat itu.

Dendam & Cinta ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang