41 | gelisah

404 28 53
                                    

°° Bukan kaca yang baru saja pecah, namun kepingan puzzle yang bisa disatukan kembali °°

_____
_________________

" bunda "

Seru mereka bersamaan, dinda dengan cepat menegakkan setelah irsyad melepaskan dekapanya, memelihat keadaan dinda yang cukup mengenaskan dengan mata sembab dan juga rambut yang berantakan, karin segera mendekat dan menarik dinda dalam dekapanya.

" anak bunda kanapa, kok nangis?? " dinda hanya diam, belom tau harus jawab apa.

" em kepala dinda pusing bun, biar pulang aja lain kali aja ngajak dinda jalan jalan " alibi irsyad mencoba membantu dinda menjawab, karna dia tau dinda masih bingung harus menjelaskan bagaimana.

Sedangkan, karin menarik dinda perlahan lalu menatapnya lekat, ada bekas air mata yang masih menggenang di pipi dinda " kamu sakit sayang? Pusing?? Mau pulang aja? " dinda mengangguk lemah, mungkin memang dia harus menenangkan pikiran terlebih dulu.

Dalam diam irsyad memikirkan penjelasan apa yang harus diberikan pada karin, namun dia harus memberitahukan semuanya sebelum terlambat.

***
Setelah kepergian dinda yang diantar supir pribadi keluarga, karin kembali ditaman begitupun irsyad.

" bisa dijelaskan ir?? " tuntut karin meminta penjelasan.

Menarik nafas panjang, irsyad Dengan pelan menjelaskan semuanya, dari dendam awal rizky mendekati dinda hingga perasaan revan, irsyad menjelaskan dengan detail tanpa ada yang terlewatkan, meskipun dia tau pada akhirnya wanita paruh baya disampingnya ini akan sedih setelah mendengarnya.

Karin yang mendengarkan cukup syok setelah mencerna baik baik sekiap kata yang dilontarkan irsyad, tak mampu berkata kata hanya air matanya saja yang terus saja mengalir.

" jadi awalnya rizky hanya memanfaatkan dinda sebagai alasan dendamnya pada thania dulu?? Jadi laki laki yang dicintai thania dulu itu marcell?? "

Karin cukup tau cerita dimasa lalu rizky dan thania hingga menyebabkan thania bunuj diri, namun karin tidak berfikir sejauh itu rizky tawuran hanya untuk membalaskan dendam, terlebih membunuh marcell dengan umpan dinda.

Irsyad hanya mengangguk mengiyakan ucapan karin.

" ya tuhan, bunda hampir lupa dengan revan, dia cinta banget sama dinda ir, bagaimana ini " seru karin dengan histeris diiringi isak tangis, irsyad mengusap lembut bahu mencoba menenangkan wanita paruh baya yang sudah dianggap ibu sendiri itu.

" kita akan bantu menenangkan revan bun, revan nggak kayak rizky, meskipun memang sakit nggak bakal melukai orang lain percaya bun sama ir "

" iya ir tapi -

" iya irsyad ngerti, kita juga gak bisa misahin rizky dan dinda yang saling mencintai "

" lalu revan sudah tau kalau yang dicintai dinda itu anak bunda?? "

irysad menggeleng " belum bun, kita yang akan jelasin aku dan devan, revan pasti akan mengerti, apalagi demi kebaikan rizky, orang yang dia sayang "

Karin menatap irsyad " tapi kamu bener rizky sekarang bener bener cinta sama dinda? Bukan karna dendam itu lagi kan?? "

Irsyad mengangguk " iya bun, dinda juga yang sudah merubah rizky menjadi laki laki yang lebih baik, bahkan dia perlahan melupakan thania dan juga dendamnya sama marcell " menjeda katanya sejenak irsyad menatap kedepan lalu menarik nafasnya perlahan " hanya saja rizky belum bisa ketemu dan meminta penjelasan sama marcell, aku takut jika semua terlambat sebelum dia memulainya "

Dendam & Cinta ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang