23.| perpisahan manis.

425 28 32
                                    

°° Banyak pemberani yang hebat, namun hanya satu pemenangnya °°

___
_______________

***
Sebenarnya malam belum terlalu larut larut amat, karna jam baru menunjukan angka 21.00, namun karna mood dinda yang tiba tiba hancur, membuatnya harus pulang, setelah moment yang cukup romantis itu terlewati kini revan harus benar benar meninggalkan dinda.

Setelah sampai depan rumah dinda, tangan dinda masih saja melingkar mulus dipinggang revan dan juga kepalanya direbahkan dipunggung tegapnya, hal itu membuat revan menebak jika dinda sudah tidur karna mereka sudah sampai rumahnya tapi enggan turun.

Perlahan revan melepaskan tangan dinda pelan, dan turun dari motor, tangan dinda masih digenggamnya taku takut kalau dinda jatuh, namun saat revan berbalik matanya malah menangkap mata bening itu terbuka dan tengah menatapnya.

" loh, gue kira loe tadi tidur din " ucapan revan yang hanya dibalas gelangan kepala dinda.

Perlahan Dinda turun dari motor dan menatap dalam mata coklat milik revan, hal itu membuat jantung revan menggila karna melihat dinda menatapnya seperti itu, tatapan yang jarang diperlihatkan padanya.

" kak boleh peluk?? "

Ucapan yang terdengar santai itu cukup membuat revan bergeming, sedetik kemudian tersenyum geli mendengarnya, perlahan kedua sudut bibir revan melengkung membentuk sebuah senyuman yang terlihat manis. Revanpun mengangguk. Dengan cepat dinda menubruk tubuh tegap revan, revanpun membalasnya tanganya menyapu helai rambut dinda dengan pelan.

" kenapa Jadi manja gini sih??" ucap revan yang merasa dinda sangat berbeda hari ini.

Dengan tangan yang masih melingkar dipinggang revan, dinda mendongak " nggak tau, biasanya manjanya sama bang marcell doang " ungkap dinda jujur.

Revan sungguh gemas melihat dinda yang terlihat manja dengannya, tangan revan dengan gemas mencubit hidung hingga menjadi merah, dengan cepat dinda melepaskan tanganya terjengkit mundur seraya mendelik kearah revan.

" sakit tau " sungut dinda marah seraya mengusap hidung yang dicubit revan barusan, revan hanya terkekeh melihatnya.

" eh kak, gue boleh nggak kapan kapan main ke danau yang kita datengin dulu "

Revan menyeryit seperti tengah.berfikir " danau merpati?? " ucapnya yang langsung dibalas dinda dengan mengaggukkan kepalanya.

" boleh kok, asal kesana sendiri "

Kini giliran dinda yang mengerutkan dahinya " kenapa harus gitu " dinda menatap revan yang tengah mendengus " loe kan tau -- "

" kalau itu tempat spesial " potong dinda cepat seraya terkikik geli.

" iya din, beneran, hanya loe dan sepupu gue yang tau tempat itu "

" iya iya kak eh " tiba tiba dinda mengingat sesuatu " tadi, temen loe gimana kak, baru inget aku "

" ah biar, udah gede bisa pulang sendiri juga "

Dinda hanya mengangguk memberi jawaban, tiba tiba pintu rumah dinda terbuka bersamaan dengan muculnya seseorang dari dalam.

Dendam & Cinta ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang