43 | kenyataan pahit dan kedewasaan revan

431 27 60
                                    

°° seperti halnya menggenggam pasir, semakin kuat genggaman tanganmu, semakin cepat dia menghilang °°

____
_____________________

" kalian "

Tanpa menunggu sipemilik kamar menyuruhnya masuk, kedua pria itu dengan santainya ngacir masuk kedalam bahkan salah satunya dengan sengaja menabrak ujung bahu revan tanpa dosa membuat revan sedikit oleng, melihat itu revan hanya geleng geleng kepala, hingga didetik berikutnya dia tersadar akan keadaan kamarnya yang masih berantakan.

Revan menggelengkan kepalanya keras.

Dengan langkah yang sedikit terseret revan menatap horor keduanya yang masih menikmati keadaan ruangan yang hancur disekelilingnya.

" heh bego' kalian ngapain kesini, kalian gak ikut ujian?? " cercanya dengan nada tinggi.

Sedangkan kedua pria itu nampak mengacuhkannya, dan asik memandangi setiap jengkal kamar yang nampak rusuh bak habis tawuran.

" loe sendiri yang buat keindahan hakiki ini?? " sindir salah satu pria beralis tebal tersebut.

Revan mendengus, menyenderkan tubuhnya didinding pintu dengan kedua tangan yang dilipat didepan dada mengamati keduanya yang sepertinya masih asik dengan pikirannya sendiri sendiri.

" irsyad, devan, gue nanya, ngapain kalian kesini?? " ujarnya kembali dengan penuh penekanan.

" gue tau "

Revan menyeryit, namun mulutnya masih bungkam kata itu mampu membuat bibir revan terkunci sejenak, berusaha mencerna kata yang dilontarkan devan barusan.

" seharusnya loe gak berlebihan " lanjutnya yang melihat kebungkaman revan. Dan mereka tau betul, revan sedang menerka ucapanya barusan.

Darimana mereka tau.

" gue emang tau " sergah irsyad seolah tau apa yang ada diotak sahabatnya itu, hingga tanpa sengaja retinanya terpaku pada gadis dalam frame yang ditemuinya kemaren, kemudian tersenyum miring, hanya frame itu yang masih terlihat baik baik saja.

Irsyad menunjuk frame yang berdiri.kokoh diatas nakas " gadis itu yang bikin loe kaya gini ?? " tanyanya seraya menatap revan remeh.

Revan mengangguk, karna itu memang kenyataanya.

" terus kalian ngapain kesini, bukanya kalian ujian?? "

Irsyad menarap devan seolah berkata inilah saatnya Devanpun mengangguk.

" duduk dulu " titah irsyad pada revan yang masih bergeming ditempat, revanpun menurut dan duduk disofa berhadapan dengan keduanya.

" jadi, kalian gak ___ "

" kita ujian, habis ujian langsung kesini "

Revan menyeryit " ngapain? Oh ya curut mana, biasanya kalian kan buntut dan kepala, kepala kalian ketinggalan?? " tanyanya kembali seraya menangkat sebelas alisnya heran.

" ada yang mau gue omongin rev "

Masih memasang wajah herannya revan berkata " apa? "

Dendam & Cinta ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang