24.| Danau merpati

403 33 82
                                    

°° Entah sejak kapan rasa itu mulai hadir, yang pasti tuhan telah menyimpan rahasia untuk kedepanya tanpa kuketahui °°

____
______________

***
Seperti yang sudah dijanjikan pada alex jika dinda akan selalu menemaninya meskipun tanpa revan. Setelah pulang sekolah, Dinda mengendarai motornya menuju taman anggrek yang disana alex pasti sudah menunggunya.

Rasanya seperti ada yang kurang, biasanya kak revan selalu saja ngegoda gue, sekarang kejailannya sudah nggak bisa gue rasain lagi huft batin dinda seraya menghela nafas beratnya.

Setelah memarkirkan motornya dinda berjalan kearah dinana tempat dia dan alex betemu, wajah lesunya tergantikan dengan raut wajah bahagia ketika melihat wajah alex yang berbinar menyambut kedatanganya, seperti biasa alex pasti sudah berlarian menyambut kehadirannya, dan dengan senang hati dinda menggendong tubuh gembulnya itu. Setelah beberapa langkah mereka sudah duduk dibangku kosong.

" ayah benelan gak ikut ya bun "

Dinda mengusap pucuk rambut alex yang tengah berada dipangkuanya seraya tersenyum " ayah sibuk sayang "

Wajah alex kembali ditekuk dengan kedua tangan yang menyilang didepan dadanya " ayah sibuk sama kayak papa, gak selalu gak ada waktu buat main sama alex, apakah semua papa selalu begitu bunda?? " ujar alex seraya mengangkat kepalanya menatap dinda dengan mata yang terlihat sendu.

Kini dinda mengerti, mengapa alex seperti menginginkan sosok bunda dan ayah dari orang lain, karna mamanya yang telah meninggal, dan papanya yang tak terlalu memberi perhatian pada alex sehingga alex menjadi anak yang terlihat kesepian dan menginginkan kasih sayang sosok kedua orang tuanya. hidup Dinda memang tak jauh beda dengan alex namun dinda sangat bersyukur Tuhan masih memberinya kakak yang begitu perhatian padanya, menggantikan sosok ayah dan juga ibu sekaligus untuknya.

Dinda menatap pengasuh alex yang berada disampingnya, dilihatnya bibinya itu terlihat menunduk seperti merasakan apa yang tengah alex rasakan.

Dinda kembali menatap alex yang tengah menunggu jawaban " bukan sayang, ayah dan papa sayang kok sama alex, sama sayangnya kayak bunda, hanya saja mereka sibuk, tapi lain kali pasti bisa main lagi sama alex "

" tap-- "

" udah, bagaimana kalau bunda beliin ice cream?? " ucap dinda memotong ucapan alex, dinda tidak ingin melihat alex berlarut larut mengingat bunda ataupun ayahnya, yang dinda inginkan, saat bersamanya alex tak merasakan sendiri.

Namun diluar dugaan dinda, alex masih saja cemberut " bunda, tadi alex sudah makan ice clim dua saat nunggu bunda dateng tadi " ujar alex seraya menunjukkan tiga jadinya, sontak membuat dinda dan pengasuhnya tertawa karnanya. " kenapa bunda teltawa?? "

Dindapun meneluk satu jari alex " ini baru dua sayang, kalau tadi itu tiga " alex menyeryit namun sedetik kemudian kembali dengan wajah angkuhnya.

" iya bun iya, tadi alex lupa aja kok, bukan belalti alex gak bisa lohh " belanya seolah menutupi rasa malunya.

Dindapun terkekeh " iya sayang alex emng anak pintar kok, terus kalau nggak mau ice cream maunya apa dong?? "

Alex pun mengedarkan pandangannya kesekeliling taman, matanya terkunci pada sebuah keluarga yang tengah bermain lempar bola " bunda kayak meleka, alex pengen lempal bola sama bunda "

Dendam & Cinta ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang