°° Kenyataannya Tuhan punya cara tersendiri untuk memberikan cinta pada umatnya °°
___
_________________****
Beberapa hari kemudian, kaki dinda sudah membaik, dan sebagai janjinya pada rizky, jika kakinya sudah membaik akan menemuinya, kini dinda mematut dirinya dicermin dengan mengenakan celana jeans blue dengan paduan kaos hitam dibalut jaket denim kesukaannya, tak lupa sepatu snikers yang sudah melekat dikaki jenjangnya, lalu tanganya meraih salah satu bando koleksinya lalu dililit diatas kepalanya dengan rambut yang digerai kebelakang menyisakan anak rambut yang menguntai didepan, tak lupa dinda mengoles liptin untuk sekedar membuat bibirnya agar tidak kering. Finish gumamnya pada dirinya sendiri. Entahlah, dia lebih merasa percaya diri ketika tanpil dengan membuat dirinya nyaman, bukan apa yang dikomentarkan orang lain.Senyumnya masih terukir diwajah manisnya, ntahlah hari ini dia merasa sangat bahagia bertemu dengan rizky, memang dia belum menyimpulkan apa yang dirasakan ini adalah cinta.
Diapun segera keluar kamar dan menemui abangnya yang tengah berada diruang pribadi abangnya, yang biasanya untuk menyelesaikan berkas berkas sskolahan yang harus diselesaikanya, perlahan jemarinya memutar knop pintu dan membukanya perlahan, retinanya menangkap abangnya yang tengah duduk serius di depan komputer dengan mengenakan kacamata yang bertengger indah disana, menambah kesan kakaknya yang terlihat semakin menawan, ide jahil menggenangi otak dinda, dengan mengendap endap seperti maling dinda melangkah menuju abangnya.
Hantaman dari sepatu dinda yang sangat pelan memang tak menimbulkan suara, namun seperti menyadari kehadiran seseorang, marcell menoleh lalu mendengus pelan lantas melipat kedua tanganya menghadap sang adik, seperti sudah tau ide jahil sang adik. menyadari abangnya yang melihat kehadirannya dinda menyengir kuda lalu berlari menubruk tubuh abangnya.
" mau kemana kok sudah rapi?? " dinda melepas pelukanya perlahan, namun tanganya masih melingkar di tengkuk kakaknya.
" mau ketemu sama temen bang " seru dinda dengan manja, membuat Marcell menatap selidik adiknya " sekalian mau beli gitar " lanjut dinda dengan lirih.
Marcell menarik nafasnya pelan " hati hati ya, kalau ada apa apa cepat hubungi abang, uangnya ambil aja didompet abang yang ada dikamar " marcell menarik kepala dinda pelan dan mendaratkan kecupan singkat dikeningnya, memang tak seharusnya dia membatasi hobi ataupun melarang hal yang membuat adiknya senang, untuk itu marcell mengijinkan adiknya untuk membeli gitar yang memang sejak dulu ingin diinginkanya sejak dulu.
Dinda menarik kedua sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman yang begitu manis, dinda bahagia abangnya tak melarangnya membeli gitar " nggak bang, acell masih punya tabungan kok, abang jangan terlalu mikirin kerjaan, fokus juga sama kesehatan kakak " dinda mengubah bibirnya yang semula tersenyum berganti dengan berkerucut, mengingat abangnya yang jarang sekali tidur karna harus mengurus sekolah dan juga belajar. marcell terkekeh mendengar omelan dinda, dia sangat tau jika adiknya itu sangat menghawatirkanya. Diapun mengacak gemas rambut dinda.
" ini juga buat kamu cell, kan kita harus menjaga amanat mama dan papa "
dinda bergeming, menatap mata sayu marcell dalam, dia sangat tau kalau abangnya sangat kelelahan ditambah lagi abangnya selalu mengutamakan dirinya dan juga selalu berusaha sebaik mungkin menjalankan amanat yang diberikan mamanya dan juga papanya dulu, termasuk menjaga sang adik sampai benar benar menemukan laki laki yang tepat untuk adiknya.
Dinda kembali memeluk abangnya, membuat marcell bisa menghirup aroma vanila dari rambut adiknya lalu melerai pelan dan merapikan rambut adiknya yang sedikit berantakan karna ulahnya tadi " udah cepat berangkat, nanti keburu sore, lagipula kayaknya sedikit mendung, nanti kalau hujan diam aja disana, langsung telfon abang biar abang jemput " pesannya, membuat dinda tersenyum dan mengangguk lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam & Cinta ( Completed )
Teen FictionDendam masa lalu yang tak pernah terbalaskan membuat rizky terjebak pada ambisinya itu sendiri, setelah memutuskan membalaskan dendamnya melalui adik dari musuhnya, justru berakhir menimbulkan rasa aneh yang selalu disangkalnya, hingga membuatnya di...