Cuaca pagi ini terlihat cerah. Meski terlihat cerah, tetapi udara di Sukabumi tetap saja dingin walaupun sudah menjelang siang.
Hari ini semua siswa-siswi akan menjelajahi hutan tempat mereka camping. Mereka semua sudah berada di depan tenda masing-masing.
"YA ANAK-ANAK,HARI INI KALIAN AKAN MENJELAJAHI HUTAN INI. JANGAN LUPA UNTUK MEMBUAT LAPORAN PERJALANAN DAN MENGAMATI TUMBUHAN-TUMBUHAN YANG KALIAN LIHAT SELAMA PERJALANAN."
"SELAMA PERJALAN JANGAN MENINGGALKAN APAPUN KECUALI JEJAK. JAGA PERILAKU KALIAN DI SANA. IKUTI TANDA JEJAK, JANGAN SAMPAI KALIAN SALAH JALUR LALU TERSESAT."
"Aduh Pak, kalo bapak ngomong terus kapan kita berangkatnya? Keburu sore ini mah," sindir Evva sebal.
"Iya pak bener tuh..."sahut mereka kompak.
"YA SUDAH, LANGSUNG SAJA BERANGKAT. BERJALANNYA SESUAI KELOMPOK. KELOMPOK 1 DAN 2 BOLEH BERANGKAT. SETELAH 3 MENIT, BARU KELOMPOK SELANJUTNYA BISA MENYUSUL."
Seperti instruksi Pak Bandi, kelompok 1 dan 2 sudah berjalan menuju hutan. Setelah 3 menit berlalu, baru disusul kelompok selanjutnya sampai dengan kelompok Naiffa yang terakhir. Mereka berjalan mengikuti tanda jejak yang ada.
Waktu sudah berlalu dengan cepat. Banyak dari mereka yang sudah menemukan banyak tumbuhan langka dan ada beberapa kelompok yang sudah sampai di area camping. Namun ada juga beberapa kelompok yang masih beristirahat di tengah perjalanan.
"Kalian duluan gue mau buang air,"ucap Bara kepada teman-temannya.
"Awas lo Bar, nanti ada Tante Kun di belakang lo,"ucap Oji menakut-nakuti.
"Semakin hari halu lo semakin parah Ji,"ujar Dimas.
"Yaelah Dim, lagian kan ini hutan. Pasti banyak Tante Kun sama Om Poci di sini."
"Itu cuma pikiran lo nyet!"tukas Rian geram.
"Udah stop, ayo jalan lagi," ajak Dimas pada kedua temannya. "Tapi lo buruan nyusul Bar, kita jalan gak jauh paling," lanjutnya, yang diangguki oleh Bara. Lalu cowok itu segera pergi untuk mencari tempat yang pas untunya buang air.
Dimas, Rian dan Oji pun kembali melanjutkan perjalanan mereka.
|||||
Cewek itu sengaja memisahkan diri dari kelompoknya yang sudah berjalan jauh di depan sana. Ia justru berjalan santai sembari merencanakan sesuatu bersama seorang cowok, yang juga teman satu kelasnya.
"Lo mau ngelakuin apa, Fi?"tanya Juna.
"Gue bakal ... "gadis itu menggantungkan perkataannya, membuat Juna semakin penasaran.
"Bakal apa?"
"Lo liat aja nanti. Gue jamin permainan ini bakal seru kalo rencana gue berhasil," ucap Fio sembari tersenyum licik.
"Gue harap lo gak berbuat macem-macem Fi."
Cewek itu tidak menggubris perkataan Juna, ia justru berhenti berjalan dan duduk di bawah pohon yang berakar besar. Sembari mengeluarkan botol minum dari tasnya.
"Ngapain duduk disitu? Lo udah ditinggal jauh sama kelompok lo."
Cewek itu mengacungkan bahunya acuh. "Bodoamat! Lo kalo mau pergi, pergi aja."
"Nanti lo nyasar Fi,"
"Gak bakalan. Udah deh Jun, kalo lo mau lanjut tinggal lanjut aja, gue bakal baik-baik aja di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [COMPLETED]
Fiksi Remaja(SEGERA TERBIT) Albara Farren Zico, murid laki-laki dengan segudang masalah di sekolahnya. Siapa yang tidak mengenal Bara? Si troublemaker SMA Garuda yang adem dipandang mata. Tidak suka aturan, sukanya bolos, galak dan barbar seperti namanya. Tolon...