Follow→Baca→Vote→Komentar
[Jangan jadi siders yaa]Happy Reading!
Bara dan teman-temannya saat ini duduk di pinggiran lapangan. Keempat cowok itu baru saja selesai bermain basket. Padahal hari ini tidak ada mata pelajaran olahraga, tapi kata mereka trabas aja lah. Baju seragam yang mereka kenakan bahkan sampai basah karena keringat. Wajar saja, siang ini matahari begitu terik. Ketika orang lain memilih stay di dalam kelas mereka malah berkeliaran di lapangan.
"Gue ikut festival debat besok."
Rian dan Oji yang sedang meneguk air minumnya refleks menyemburkan air itu.
"Anjing kaget gue!" umpat Rian. "Kalo lo ngelindur liat waktu lah, Bar. Ini udah siang."
"Tau lo. Hampir mati keselek nih!" timpal Oji tertawa.
Bara berdecak kesal. "Gue serius," ujar Bara keras membuat teman-temannya berhenti tertawa.
"Lo lagi nggak becanda kan, Bar? sumpah lawakan lo jelek banget asli. Lo kalo mau ngibulin orang mending belajar dulu deh sama gue. Sekalian aja lo masuk padepokan gue. Padepokan perkibulan!" ujar Oji tidak jelas membuat Bara, Dimas dan Rian menatap aneh ke arahnya.
"Aliran sesat!" cibir Rian pada Oji.
"Beneran lo ikut debat, Bar?" tanya Dimas masih tak percaya.
"Ya, bener. Emang gue kelihatan bercanda?" balas Bara tampak kesal.
Rian menatap Bara penuh selidik. "Lo kenapa sih, Bar? kok tiba-tiba jadi aneh gini?" tanyanya.
"Farhan mengundurkan diri. Gue mau ngegantiin dia. Kalo nggak ada pengganti bisa-bisa sekolah kita didiskualifikasi."
"Tuh kan! aneh banget sumpah," ekseskusi Oji. "Sejak kapan lo mau peduli soal giniian? apalagi sampai ikut lomba kaya gitu."
"Udahlah, kalo Bara mau yaudah. Kita dukung aja. Toh juga kalo sekolah kita menang, kita juga yang bangga," ucap Dimas bijak.
Bara kemudian menepuk-nepuk bahu Dimas. "Ini baru temen gue. Nggak kaya lo berdua. Senengnya nistain gue mulu!" ujarnya.
Oji tertawa karenanya. "Baik-baik lu, Bar. Ntar bukannya lo debat malah lo ajak berantem tuh lawan lo!"
"Lo ngeremehin gue? Lo pikir gue nggak biasa bahasa inggris?" protes Bara tidak terima.
"Tuh kan. Baru kaya gini aja lo udah kepancing," ucap Oji tergelak.
"Tenang Bar. Besok kita bakal duduk paling depan! teriakin nama lo. Ayo Bara semangat! Mas Bara pasti bisa! Ganbate Baraaa!" ujar Rian menirukan suara cewek-cewek yang selalu menggoda Bara.
"Lama-lama lo mirip bencong deh, Yan," cibir Dimas membuat Rian melotot tajam.
"Bencong ndasmu! ganteng-ganteng kaya gini lo samain bencong? wah parah lo Dim," protes Rian.
"Lo bukan bencong kok Yan," sela Bara. "Tapi banci kaleng!" lanjutnya sambil tertawa. Cowok itu berdiri lalu segera berlari dari lapangan sebelum Rian mengamuk.
"BANGSAT LO BARRRR! TUNGGU PEMBALASAN GUE!"
|||||
Siang ini, kelas XI IPA 4 sedang ribut-ributnya guna persiapan untuk kegiatan besok. Suara argumen dan pendapat yang saling beradu kian mengeras seiring banyaknya orang yang bersuara. Selain ada festival debat tahunan, di SMA Garuda juga diadakan bazar sebagai pelengkap acara itu. Berbagai stand makanan, minuman, hasta karya dan lain sebagainya akan disuguhkan oleh setiap kelas sebelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [COMPLETED]
Teen Fiction(SEGERA TERBIT) Albara Farren Zico, murid laki-laki dengan segudang masalah di sekolahnya. Siapa yang tidak mengenal Bara? Si troublemaker SMA Garuda yang adem dipandang mata. Tidak suka aturan, sukanya bolos, galak dan barbar seperti namanya. Tolon...