56] Paradigma

3.9K 287 36
                                    

Siapa Yang Kangen??

Kalian Tim Baca Sambil Duduk / Baca Sambil Rebahan?

Happy Reading!🔥

"Hari ini kamu terlalu indah." — Albara Fareen Zico

"Terima kasih karena sudah tidak membuatku merasa sendirian." — Naiffa Claretta

"Gue muak sama drama persamaan lingkaran. Apalagi limit trigonometri," keluh Oji menjambak rambutnya frustasi.

"Selama gue sekolah, cuma lo aja nih yang recokin hidup gue. Maksa gue buat selesein permasalahan si x sama si y," timpal Rian raut wajahnya tak kalah frustasi dari Oji.

"Ikhlasin aja. Si x sama y udah bosen sama lo makanya mereka ilang terus," ujar Bara pada Rian.

Dimas mendengus kasar. Sejak tadi ketiga temannya tidak berhenti mengeluh. Dia jadi tidak bisa konsentrasi mengerjakan soal-soal yang diberikan Pak Tomi, beberapa menit sebelum guru itu meninggalkan kelas.

"Lo semua kalo gak mau ketemu matematika mending gak usah sekolah. Tidur aja di rumah," ujar Dimas jengah.

"Ya elah Dim galak banget sih. Santai aja bro kaya di pantai," cibir Oji.

"Santai-santai ndasmu!" sewot Rian. "Orang lagi pusing ngerjain soal lo malah berisik."

"Lah lo nyalahin gue Yan? Lo sendiri juga berisik anjing," protes Oji.

"Lo berdua sama aja," ujar Bara.

"LO JUGA BERISIK!" ujar Rian dan Oji kompak.

Bara terkekeh karenanya. "Dikit doang."

"Dasar bos goblok."

"Tolol."

"Banget!"

"Jancok kamu mas."

Umpatan-umpatan itu tidak membuat Bara marah. Cowok itu malah tertawa mendengar mulut Rian dan Oji yang terus berkomat-kamit memberinya sumpah serapah.

"Nih udah selesai." Dimas menaruh buku miliknya di meja Rian dan Oji membuat Bara memutar kursinya menghadap ke belakang. Mereka menyalin semua jawaban seperti yang ada di buku Dimas. Tidak peduli benar atau salah.

"Dim?" Panggilan dari Oji membuat Dimas menoleh.

"Apa?"

"Kalo cinta lo bertepuk sebelah tangan, lo bakal gimana?" tanya Oji.

Bara dan Rian refleks berhenti menulis dan langsung menatap Oji heran.

"Kenapa lo tanya gitu?" tanya Dimas balik.

"Udah jawab aja. Gue cuma pengin tau."

Dimas terdiam beberapa saat lalu kembali menatap Oji. "Cari tangan lain yang mau dan layak menepuk cinta gue," ujar Dimas kalem.

"ANJAYYYYY DIMAS BANG JAGO! MANTUL PAKE BANGET BRO! UDAH MAKIN BIJAK AJA LO!" ujar Rian.

"Kenapa lo gak berjuang lagi?" Oji kembali bertanya.

"Pasti gue berjuang. Tapi mau sekeras apapun usahanya kalo dia emang bukan jalan gue, apa gunanya bertahan?" balas Dimas.

"Mantappp gue suka nih jawaban lo," ujar Rian sambil terkekeh.

"Sebenernya lo sekedar tanya apa mau minta saran sama Dimas?" sindir Bara.

Oji menyengir karenanya. "Keduanya."

BARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang