Cowok itu masuk ke dalam dengan langkah tergesa-gesa. Suara dentuman musik dan lampu ciri khas diskotik menyambut kedatangannya. Dari sini dia melihat banyak sekali orang-orang yang berjoged mengikuti irama musik yang dimainkan DJ. Bara, matanya fokus melihat Naiffa yang menidurkan kepalanya di atas meja.
"Lo buat dia sakit hati lagi Bar?" tanya Rian yang menghadang Bara sebelum menghampiri gadis itu.
"Dari tadi Naiffa ngeracauin nama lo terus anjir," sahut Oji, datang. "Gak ada akhlak emang lo Bar!"
Cowok itu tidak menyahut. Bara mendekat ke arah Naiffa, namun ketika melihat Juna di dekat gadis itu membuat Bara memelankan langkahnya. Bara bisa melihat tangan Juna bergerak merapikan rambut Naiffa yang menutupi wajah. Lalu beralih mengelus pipi Naiffa yang sedang tidak sadar.
"Naiffa lo tidur? Baru minum tiga gelas padahal," kata Juna. "Pulang aja yuk," lanjutnya.
Bara semakin geram saat Juna dengan lancangnya mengelus punggung gadis itu. Bara nendekat. Cowok itu menepis dengan kasar tangan Juna dari punggung Naiffa. Wajahnya terlihat tidak bersahabat.
"Singkirin tangan kotor lo dari dia!" seru Bara penuh penekanan.
Juna terkejut saat mengetahui Bara berada disini. Pasalnya, Juna hanya melihat Rian yang datang bersama Oji saja.
Bara mendekatkan wajahnya sejajar dengan Naiffa. Membuat Naiffa merasakan ada deru napas seseorang yang mendekatinya. Gadis itu merasa tidak asing dengan aroma parfum ini. Akibat banyak minum, membuatnya tidak bisa mengingat pemilik aroma ini.
"Pulang sekarang," bisik Bara.
"Lo gak bisa anter Naiffa. Dia pulang bareng gue!"sergah Juna saat mengetahui Bara akan membawa Naiffa pulang.
Bara melirik tajam ke arah Juna. Bahkan lirikan itu hanya ditujukan untuk Juna. "Jadi lo yang bawa dia kesini?" tanya Bara seratus persen benar. Juna diam.
"Otak lo dimana? Sekarang jam satu. Dia cewek bro!" ucap Bara sarkas.
"Lo gak mikir kalo ada apa-apa sama dia?" ujar Bara lagi. Kemudian bergerak memapah Naiffa yang semakin mengigau tidak jelas. Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu tegap Bara.
"Kenapa lo sewot? Atau jangan-jangan lo yang mau apa-apain Naiffa?" tanya Juna balik. Membuat Bara menoleh tajam. Rahangnya mengeras menahan emosi.
"Gue bukan lo!"tegas Bara. "Suruh ngejaga malah ngerusak."
"Bajingan,"lanjutnya dingin, sangat menampar Juna.
"Tunggu!"cegah Juna. "Cewek lo juga disini. Ngapain lo nganterin Naiffa pulang? Mending anterin Fio aja."
"Apa peduli lo?"
"Jelas gue peduli lah! Fio cewek lo. Dan Naiffa kesini bareng gue. Jadi gue yang harus anter dia pulang," ucap Juna semakin ngegas.
"Gue bakal cariin lo cewek buat nemenin lo malem ini. Lo bebas mau pilih yang mana aja. Asal Naiffa balik sama gue."
"Mending lo diem. Gak usah bacot!"
Bara berbalik badan. Cowok itu akan membawa Naiffa keluar dari tempat ini. Namun baru beberapa langkah, terdengar suara pukulan di belakang Bara. Membuat cowok itu berhenti dan menoleh ke belakang. Rian jatuh tersungkur akibat pukulan keras dari Juna. Padahal seharusnya Bara yang kena pukulan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [COMPLETED]
Teen Fiction(SEGERA TERBIT) Albara Farren Zico, murid laki-laki dengan segudang masalah di sekolahnya. Siapa yang tidak mengenal Bara? Si troublemaker SMA Garuda yang adem dipandang mata. Tidak suka aturan, sukanya bolos, galak dan barbar seperti namanya. Tolon...