Bel istirahat telah berbunyi sangat nyaring. Membuat siswa siswi berhamburan keluar kelas menuju kantin. Hari ini Naiffa mengikuti saran dari kedua sahabatnya itu. Membawakan bekal untuk Bara.
Naiffa masuk ke dalam kelas Bara, banyak pasang mata yang menatapnya dan berbisik-bisik aneh. Namun, Naiffa tidak menghiraukan mereka.
Gadis itu tersenyum ketika pandangannya menangkap sosok Bara sedang berbincang dengan ketiga sahabatnya.
Naiffa mendekat. "Bara...," panggil Naiffa.
Bara, Dimas, Rian dan Oji mendongak,menatap sumber suara itu. Mereka baru menyadari kehadiran gadis ini.
"Wadidaw.. Ada si manis jembatan ampera nih," sapa Oji menyambut Naiffa.
Gadis itu mencibir,ia tidak memedulikan Oji. Naiffa menyodorkan bekal yang dia bawa untuk Bara.
"Ini gue bawain bekal. Terima ya," kata Naiffa berharap cemas.
Bara terdiam sebentar, "Buat gue?"tanya Bara.
Naiffa menganggukkan kepalanya, menaruh bekalnya di atas meja Bara.
"Lo beneran bawain Bara bekal, Fa?" tanya Rian yang masih tak percaya.
"Lo nggak takut,kalo bara nggak mau terima bekal,lo?" timpal Dimas.
"Tenang, Fa. Kalo Bara nggak mau,gue mau kok, Fa. Dengan senang hati abang Oji menerimanya," sahut Oji tersenyum bangga.
"Siapa lo,gue bawain bekal, Ji?"
"Lo nggak tau siapa gue? Wahh...," ucap Oji songong,menjulurkan tangannya. "Kenalin,gue yang pernah bantuin promosi cendolnya Mbak Iyem di hotel bintang lima,"
Dimas dan Rian menjitak kepala Oji cukup keras. Membuat Oji meringis memegangi belakang kepalanya.
"Gak usah didengerin,Fa. Bisa ikut gila nanti," ujar Dimas memperingati.
Naiffa mengangguk mengiyakan. Ia kembali mentap Bara. "Gue balik kelas dulu ya,jangan lupa dimakan,"
"Hm."
|||||
Naiffa masuk ke dalam kelas. Ia duduk di bangkunya dan mendapat sambutan dari kedua sahabatnya.
"Gimana? Diterima bekalnya?" tanya Amara antusias.
"Iya diterima,kok,"
Evva memperhatikan Naiffa heran. "Kalo diterima,kenapa muka lo kusut gitu?"
"Bara masih cuek sama gue,"
"Yang sabar,ya. Seengganya lo udah usaha," kata Amara menyemangati.
"Susah banget sih dapetin hati Bara,"
"Lo mau nyerah?" ucap Evva.
Gadis itu langsung bangkit dari duduknya. "Enggak lah,enak aja! Nggak ada kata menyerah dalam kamus gue," jawab Naiffa semangat empat lima.
Evva menepuk bahu Naiffa. "Harusnya dari dulu lo dengerin kita. Buang jauh-jauh gengsi lo,kalo lo cuma diem,yang ada Bara disamber orang duluan,"
"Sekarang tuh jamannya emansipasi wanita. Wanita juga boleh berjuang duluan," tambah Amara meyakinkan Naiffa.
Naiffa tersenyum senang,memiliki sahabat seperti Amara dan Evva. "Sumpah gue terharu. Beruntung gue punya lo berdua,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [COMPLETED]
Teen Fiction(SEGERA TERBIT) Albara Farren Zico, murid laki-laki dengan segudang masalah di sekolahnya. Siapa yang tidak mengenal Bara? Si troublemaker SMA Garuda yang adem dipandang mata. Tidak suka aturan, sukanya bolos, galak dan barbar seperti namanya. Tolon...