SIAPA YANG KANGEN?^_^
Absen dulu yuk sebelum baca, biar aku bisa merasakan kehadiran kalian di sini.
Siap?
Happy reading guys!
"Mulut manusia makin gak ada filternya ya? Kalah sama instagram yang filternya bisa bikin glow-up." —Razomi Alarie Reroun*****
"Bu Tintin kaya gak ada kerjaan aja. Kelas pake digabung-gabungin segala," gerutu Naiffa dalam langkahnya.
Kedua cewek yang berjalan di sampingnya hanya menggeleng mendengar Naiffa sedari tadi terus mengoceh.
"Gak ada sejarahnya anak IPA disatuin sama anak IPS. Walaupun bersama gak akan pernah nyatu. Kaya minyak sama air," oceh Naiffa lagi.
"Nah betul tuh," timpal Amara. "Bukannya gimana. Gue gak sreg aja sama cewek-cewek IPS. Kalo liatin anak IPA tuh kaya liatin tulang."
"Halah lo aja bisa nyatu sama Rian," ucap Evva pada Amara.
"Lo juga Fa, lo aja bisa nyatu sama Bara," katanya menatap Naiffa.
"BEDA LAH VA!" protes keduanya serempak.
Evva memutar bola matanya jengah. "Sekarang pikirin biar kita gak di hukum. Udah telat lima belas menit nih," ucap Evva sambil menunjukkan jam melingkar di tangannya.
"Lagian lo ganti baju lamanya setengah mampus Ra. Telat kan kita," dumel Evva.
Naiffa terdiam sesaat. Dia sedang memikirkan cara agar tidak mendapat hukuman dari Bu Tintin. Kalau saja Bu Tintin tidak menyatukan kelas IPA 4 dan IPS 3 dalam satu pelajaran, seni budaya. Mungkin tidak akan seribet ini memikirkan alasan.
Tidak lama setelah itu senyum lebar menghiasi bibir Naiffa. Satu ide brilian melintasi pikirannya.
"Gue tau harus apa. Serahin semuanya ke gue," ucap Naiffa antusias lalu mempercepat langkahnya.
Evva dan Amara sebenarnya sangat penasaran ide apa yang akan Naiffa lakukan. Tapi kedua cewek itu tidak ingin bertanya dulu. Mereka ingin langsung melihat hasilnya saja.
Ketiga cewek itu semakin mempercepat langkahnya menuju ruang musik.
"Dari mana saja kalian?!" Suara Bu Tintin yang melengking menyambut ketiga siswi itu. Semua mata tertuju pada mereka. Termasuk Bara yang duduk menyandar di tempat duduk paling belakang.
Tanpa menunggu lama, Naiffa langsung merubah raut wajahnya menjadi muram.
"Dari tadi kami muter-muter Bu, ke LAB Biologi, ke LAB Kimia, ke lapangan basket, ke lapangan indoor. Sampai ke taman belakang, saya udah teriak-teriak manggil Bu Tintin Bu Tintin, tapi gak ada yang nyautin. Eh taunya ibu ada di sini," alasan Naiffa.
Sedangkan Evva dan Amara? Keduanya tercengir lebar di samping Naiffa. Jelas mereka telat. Karena setelah pelajaran olahraga selesai, mereka terlalu lama singgah di toilet.
Rian yang berada di barisan belakang bersama teman-teman yang lain, hampir tertawa keras mendengar alasan konyol Naiffa.
"Kamu jangan coba-coba membohongi saya Naiffa." Bu Tintin sejak tadi memicingkan matanya. Menatap curiga kepada ketiga siswinya.
Naiffa malah tercengir sekarang.
"Emang saya ada tampang suka bohong Bu?" katanya. "Tapi menurut saya ibu hebat loh. Hebat banget bisa nyatuin dua kelas kaya gini. Siapa lagi guru yang bisa ngelakuin ini selain ibu,"

KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [COMPLETED]
Teen Fiction(SEGERA TERBIT) Albara Farren Zico, murid laki-laki dengan segudang masalah di sekolahnya. Siapa yang tidak mengenal Bara? Si troublemaker SMA Garuda yang adem dipandang mata. Tidak suka aturan, sukanya bolos, galak dan barbar seperti namanya. Tolon...