"Mau sampai kapan lo gak mau makan Fa? Gue aja udah abis bakso 2 mangkok nih,"tanya Evva geram, melihat Naiffa yang belum makan sedari tadi.
Hari ini gadis itu memutuskan untuk masuk sekolah kembali. Dia pikir jika hanya berdiam di rumah malah membuatnya semakin mengingat kejadian waktu itu. Mungkin jika berada disekolah, Naiffa bisa melupakannya sejenak. Meskipun besar kemungkinan dia akan bertemu dengan Bara.
"Lo tuh baru sembuh. Emang Lo mau sakit lagi?"timpal Amara.
Naiffa menggeleng pelan. "Gue gak mood."
"Kenapa? Lo masih mikirin Bara?"tebak Evva, membuat Naiffa menoleh ke arahnya.
"Udahlah Fa. Mending lo lupain dia. Dari pada lo kaya gini terus? Lo sakit hati liat dia sama Fio. Bahkan lo sampe sakit juga karena dia. Ayo lah Fa, jangan siksa diri lo sendiri. Jangan jadi bodoh untuk satu laki-laki. Lo pasti bisa dapetin cowok yang lebih baik dari Bara,"ucap Evva prihatin.
"Disaat kaya gini apa dia peduli sama lo?"ujar Amara berhasil menohok Naiffa.
"Kalo dia emang peduli sama lo. Harusnya sekarang Bara udah cari-cari lo buat minta maaf. Tapi sampe sekarang mana? Gak ada kan. Lo gak capek diginiin terus, Fa?"timpal Evva.
"Gue capek, gue kecewa. Tapi rasa sayang gue lebih besar dari itu semua,"jawab Naiffa.
"Ayo lah Fa sadar. Mau sampai kapan lo diperlakukan kaya gini sama Bara?"ujar Amara.
"Kenapa rasanya sakit banget liat Bara deket sama cewek lain. Padahal gue tau, gue bukan siapa-siapa dia,"kata Naiffa. Suaranya mendadak purau.
"Karena lo cinta dia, Fa,"sahut Evva. "Lo gak mau kehilangan dia. Tapi lo gak boleh terus-terusan kaya gini."
"Lo mau kemana Fa?"tanya Amara saat melihat Naiffa berdiri.
"Ke UKS,"balas Naiffa.
Detik berikutnya gadis itu berjalan keluar kantin. Meninggalkan kedua temannya dengan penuh tanda tanya dibenaknya. Naiffa akan memejamkan matanya sebentar di UKS. Paling tidak dia bisa merasa sedikit tenang disana.
|||||
"MANA BARA?!"teriak Evva marah saat tiba di kelas 11 Ips 3. Membuat seisi ruangan menatap heran kearahnya.
"GUE TANYA DIMANA BARA? LO SEMUA PURA-PURA TULI APA GIMANA SIH?!"
"Ada apaan sih Evva sayang. Kenapa marah-marah?"tanya Oji menghampiri Evva yang berdiri di ambang pintu.
"DIEM LO! JANGAN PANGGIL GUE SAYANG, JIJIK GUE DENGERNYA!"hardik Evva, sadis.
"Mana Bara?"
"Lo kenapa sih Va? Marah-marah mulu heran. Oh iya, by the way Amara mana?"tanya Rian.
"GUE TINGGALIN DIKELAS! BIAR LO GAK MODUSIN DIA!"
"Gue tanya sekali lagi, Bara mana?!"
"Udah jangan marah-marah Va. Tuh Bara ada di pojok belakang,"ujar Dimas pada Evva. Lalu cewek itu langsung berjalan ke arah belakang tanpa memperdulikan tatapan aneh dari anak-anak IPS 3. Membuat ketiga cowok itu ikut menyusul.
"Lo jadi cowok pengecut banget sih Bar. Udah pengecut, berengsek lagi! Kalo lo emang gak suka sama Naiffa, lo gak usah kasih dia banyak harapan bego. Lo pikir Naiffa gak punya hati apa?!"maki Evva saat sampai di belakang.
"Kenapa?"tanya Bara, bangun dari tidurnya.
"LO MASIH TANYA KENAPA? LO TUH YANG KENAPA?! LO JADI COWOK BENERAN BERENGSEK TAU GAK BAR!"ujar Evva, ngegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [COMPLETED]
Fiksi Remaja(SEGERA TERBIT) Albara Farren Zico, murid laki-laki dengan segudang masalah di sekolahnya. Siapa yang tidak mengenal Bara? Si troublemaker SMA Garuda yang adem dipandang mata. Tidak suka aturan, sukanya bolos, galak dan barbar seperti namanya. Tolon...