Bara melepaskan pelukan gadis itu,lalu menangkup wajah Naiffa dengan kedua tangannya. Menatap gadis yang ada dihadapannya dengan lekat. Dalam hatinya, cowok itu bersumpah akan memberi pelajaran kepada orang yang berani membuat Naiffa menangis.
"Gue paling gak bisa liat cewek nangis. Please jangan nangis," ucap Bara lembut,sembari menghapus air mata Naiffa.
"Gue takut," balas Naiffa dengan suara purau.
"Ada gue disini," kemudian Bara sedikit berjongkok di hadapan Naiffa. Dan memberikan kode agar gadis itu bisa naik ke punggungnya.
"Ayo naik,"
Naiffa mengerutkan keningnya, "Lo mau gendong gue?"
"Iya lah. Lo mau kaki lo tambah sakit?"
Padahal Naiffa belum mengatakan apapun kalau dia sempat jatuh dan kakinya terkilir karena tersandung akar pohon. Bagaimana mungkin Bara bisa mengerti apa yang Naiffa rasakan.
"Tau dari mana kaki gue sakit?"tanya Naiffa penasaran.
Cowok itu berdecak, Naiffa memang selalu banyak tanya. "Karena lo ceroboh. Buruan naik."
Naiffa memilih mengalah, jika dia teruskan sudah pasti tidak akan selesai. Dan dia akan semakin kedinginan berada di sini. Naiffa naik ke punggung Bara dengan hati-hati. Naiffa menyandarkan kepalanya di bahu tegap Bara. Dia memang sangat lelah hari ini.
Selama perjalanan tidak ada ocehan Naiffa seperti biasa. Hal ini membuat Bara semakin yakin akan memberi balasan yang setimpal kepada si pengecut itu.
|||||
Semua anak-anak kini sudah berada didalam tenda masing-masing. Sejak mendengar berita bahwa Naiffa masih berada di hutan. Karena Pak Bandi dan Bu Tintin melarang mereka untuk keluar dari tenda.Begitu juga dengan D'BRO, mereka terpaksa harus berdiam diri di dalam tenda yang menurutnya sangat membosankan.
"Bara mana Ji?"tanya Rian pada Oji yang sedang asik bermain uno.
"Kencing kali,"ujar Oji tanpa menoleh.
Rian mendengus, dia bertanya kepada orang yang salah. Lalu Rian kembali bertanya pada Dimas yang sedang mendengarkan musik dengan earphonenya.
Rian menepuk bahu Dimas. "Dim lo pasti tau kan Bara dimana?"
Dimas melirik sekilas, kemudian melepas earphone yang dia pasang di telinganya. "Pergi cari Naiffa," ucap Dimas enteng.
Rian dan Oji sontak menoleh ke arah Dimas.
"Bara pergi ke hutan nyari Naiffa?"ucap Oji keras, membuat Dimas langsung menatap tajam ke arah Oji.
Oji menyengir lebar memperlihatkan gigi putihnya. "Ampun Dim kelepasan gue."
"Are you kidding me?"tanya Rian belum percaya.
Dimas menghela napas. Jika mereka tidak diberitahu sudah pasti mereka akan terus bertanya sampai Dimas menjawabnya.
"Waktu lo semua panik denger Naiffa ilang. Bara langsung pergi tanpa sepengetahuan lo semua."
"Ayo kita cari Dim. Kalo Bara ikut nyasar gimana?"ucap Oji dengan muka dibuat sedih.
"Najis muka lo Ji! Tambah jeleknya,"hardik Rian. "Emang lo pikir Bara masih bocah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
BARA [COMPLETED]
Teen Fiction(SEGERA TERBIT) Albara Farren Zico, murid laki-laki dengan segudang masalah di sekolahnya. Siapa yang tidak mengenal Bara? Si troublemaker SMA Garuda yang adem dipandang mata. Tidak suka aturan, sukanya bolos, galak dan barbar seperti namanya. Tolon...