14] Kasih Sayang

8.2K 473 20
                                    

Dalam perjalanan pulang gadis itu tidak hentinya berdoa agar tidak dimarahi Malvino. Bara melanjukan motornya diatas kecepatan rata-rata. Membuat Naiffa harus berpegangan tas Bara kuat-kuat.

Seperti angin lalu,kini mereka telah sampai di depan gerbang rumah Naiffa. Di teras rumah terlihat Malvino yang sedang menunggu sedari tadi. Dengan melipat kedua tangan di depan dada. Dan raut wajah Malvino nampak tak bersahabat.

Gadis itu menepuk jidatnya, "Mampus, bang Malvin pasti marah nih." gerutu Naiffa.

Seolah mengerti apa yang dirasakan Naiffa, lelaki itu turun dari motornya hendak menemui Malvino.

"Eh Bar,lo mau kemana anjir?" tanya Naiffa sembari menahan lengan Bara.

"Nemuin Malvino lah."

"Lo gila yah?! Yang ada lo disemprot habis-habisan sama bang Malvin."

Bara tidak menjawab,dia justru berjalan ke arah Malvino seperti orang tak berdosa. Terpaksa,Naiffa pun mengikutinya dari belakang.

Benar saja,baru satu langkah mereka sampai di teras rumah Naiffa, Malvino sudah mencak-mencak tidak jelas.

"Jadi lo yang bawa adek gue bolos sekolah?!" ucap Malvino sinis.

Malvino bertepuk tangan pelan. "Hebat lo Bar! Gue abangnya nggak pernah ngajak dia bolos sekolah. Lo siapanya hah?!"

"Bang udah stop,Naiffa juga salah kok." sergah gadis itu.

"Lo diem,gue lagi ngomong sama dia." balas Malvino sambil menunjuk ke arah Bara.

"Gue yang ajak dia bolos,gue minta maaf," tutur Bara meminta maaf.

Malvino tersenyum sarkastik, "Harusnya lo tau,yang lo ajak bolos itu siapa? Dia adek gue,bukan cewe gampangan yang bisa lo ajak kemana pun."

Bara maju satu langkah,tepat di hadapan Malvino. "Gue minta maaf,Malvino. Puas??!!" ucap Bara penuh penekanan.

Setelah mengucapkan itu Bara menghampiri Naiffa dan membisikkan sesuatu.

"Gue minta maaf,jangan kapok main sama gue," bisik Bara lalu melangkah pergi meninggalkan mereka.

Gadis itu berbalik badan. "Hati-hati,Bar." ucapnya pada Bara yang sudah menaiki motor.

Naiffa lalu berlari ke dalam menuju kamarnya,ia tidak ingin berbicara dengan Malvino hari ini. Naiffa tidak habis pikir dengan abangnya itu.

"Kenapa sih, bang Malvin tuh nggak suka banget sama Bara?" oceh Naiffa penasaran. "Padahal kan Bara ngga seperti yang mereka kira," lanjutnya.

"Gue ngga suka lo bolos lagi kaya gini," ucap Malvino yang tiba-tiba masuk ke kamar Naiffa.

Gadis itu tidak menoleh ke arah Malvino, ia hanya melihat dari pantulan cermin rias di kamarnya.

"Ini yang gue gak suka kalo lo deket-deket Bara, lo mau jadi anak bengal kaya dia hah?!" ucap Malvino lagi sedikit keras.

Naiffa masih diam.

"Lo punya mulut kan? Jawab gue, Fa!" sindir Malvino.

Gadis itu mulai risih dengan Malvino. Akhirnya dengan terpaksa Naiffa membuka suara.

"Pertama, lo yang buat gue bolos tadi siang. Kalo aja lo nggak ninggalin gue dan berangkat duluan,gue nggak mungkin telat kaya tadi. Kedua,emang kenapa sih? Lagian juga nggak macem-macem kok," tutur Naiffa jujur.

"Gue bolos hari ini juga dapet pelajaran bang,pelajaran kehidupan."

"Pelajaran apa yang lo dapet hah?!"

BARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang