20] Risalah Hati

6.8K 404 26
                                        

Ceklek

Suara pintu dibuka membuat Naiffa menoleh ke arah sumber suara. Malvino berjalan menghampiri gadis itu yang berada di balkon kamarnya.

"Galau lo?"ucap Malvino berdiri di sebelah Naiffa.

"Enggak."

"Bohong banget sih," cibir Malvino.

Gadis itu menghela napas, "Lo ngapain ke sini sih, bang?"

Malvino tidak menghiraukan pertanyaan adiknya. Ia justru memilih duduk di kursi yang ada di balkon.

"Kata Dallen, Juna habis nembak lo, bener?"ucap Malvino tiba-tiba.

Membuat Naiffa sontak menoleh ke arah Malvino. Gadis itu kini ikut duduk di depan abangnya.

"Kenapa Kak Dallen bisa tau?" tanya Naiffa curiga.

Cowok itu mendorong kening Naiffa pelan. "Heh bego, Dallen sama Juna itu anak basket. Udah pasti Juna cerita semua ke Dallen. Kelas gue heboh denger Juna nembak lo,"jelas Malvino.

"Tapi lo tolak!"lanjutnya lagi sembari tertawa mengejek. Membuat gadis itu mendengus, ia tidak menyangka hal ini bisa cepat menyebar.

"Oh iya,btw,kenapa lo nolak Juna?"tanya Malvino penasaran.

"Karena gue sukanya sama Bara, bukan Juna."

"Lah, kenapa? Juna anak basket, dia juga most wanted sekolah kita. Gak kalah ganteng dari Bara, ya walaupun masih gantengan gue sih,"tuturnya sembar menyengir.

Naiffa memutar bola matanya malas. "Gue tetep suka sama Bara, bang."

"Lo...nggak mau nyerah aja, ngejar Bara yang gak jelas itu?"tanya Malvino ragu.

"Enggak! Menyerah nggak ada di kamus hidup gue!"balas Naiffa keras.

Malvino sendikit tersentak mendengar ucapan adiknya. Kemudian ia menghela napas, "Lo ngejar Bara, tapi dia makin lari. Kejar-kejaran aja terus kaya tom & jerry. Terus nanti Juna yang jadi anjing buldognya," ledek Malvino bercanda, lalu terkekeh geli.

Gadis itu melototi Malvino, membuat cowok itu terpaksa menghentikan tawanya. Malvino kini menatap Naiffa serius, "Fa, kalo lo siap jatuh cinta, lo harus siap saat cinta lo dijatuhin."

Gadis itu merenungi perkataan Malvino. "Iya bang, gue siap. Karena gue yakin, suatu saat Bara pasti bales cinta gue."

Malvino membawa Naiffa ke dalam pelukannya. Mengusap lembut puncak kepala Naiffa. "Mulai sekarang, kalo ada apa-apa cerita. Gue ini abang lo,"ucap Malvino,diangguki oleh Naiffa.

Malvino melepaskan pelukannya. "Gue mau ke kamar, gak usah galau-galau lagi."

"Iya bang, astaga bawel lo."

Malvino mengacak-acak puncak kepala Naiffa. Lalu melangkah keluar meninggalkan Naiffa sendiri disana. Membiarkan adiknya merenungi perkataannya barusan.

|||||

Bel tanda masuk sudah berbunyi sejak tadi. Namun dua makhluk ciptaan Tuhan yang tidak hentinya berbuat ulah ini, belum memasuki ruang kelas. Padahal sebentar lagi gurunya datang.

Rian dan Oji hari ini terlambat untuk kesekian kalinya. Alasannya terlambat selalu saja karena menunggu Oji yang mandinya hampir satu jam.

"Ini semua gara gara lo, Ji! Lama banget lo, kek janda kembang!"oceh Rian sedari tadi kesal.

"Salah siapa lo nungguin gue!"balas Oji tak mau kalah.

BARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang