43] Bingung Sama Status

5.8K 315 37
                                    

Pintu balkon yang sengaja dibiarkan terbuka  membuat semilir angin malam menembus masuk ke dalam kamarnya. Naiffa tampak sedang berjalan bolak-balik di dekat tempat tidurnya. Entah apa yang harus dia lakukan sekarang.

Dia harus membujuk Malvino agar tidak menyuruhnya menjauhi Bara. Tapi bagaimana?

"Gue harus lakuin apa?" gumam Naiffa pada diri sendiri.

"Masa iya gue ikutan marah juga, biar bang Malvin gak diemin gue," ujar Naiffa putus asa.

Naiffa menghentikan langkahnya ketika merasa seseorang menahan bahunya dari belakang. Ia menoleh, matanya melebar ketika melihat orang yang ada dihadapannya sekarang.

"LO NGAP-" Seseorang membekap mulut Naiffa menggunakan tangannya. Membuat gadis itu melotot tidak terima.

"Jangan teriak atau abang lo bakal kesini," ucap cowok itu sedikit berbisik.

Naiffa melepaskan tangan Bara dari mulutnya. Cowok di hadapannya ini benar-benar tidak waras! Bagaimana mungkin dia bisa berada di kamarnya malam-malam seperti ini?

"Lo gila yah! Ngapain lo kesini Bar?" ucap Naiffa lirih.

Bara tidak menyahut. Dia malah berjalan ke arah kasur Naiffa lalu merebahkan tubuhnya di sana.

"Bar lo jangan gila deh. Kalo bang Malvin liat lo disini pasti dia marah banget," ujar Naiffa menghampiri Bara.

"Lo ngapain ke sini sih?" tanya Naiffa geram.

"Ketemu lo. Masa iya Malvino," jawab Bara santai. Seolah cowok itu tidak merasa takut sama sekali.

"Lo kok bisa masuk kamar gue. Lewat mana?" tanya Naiffa lagi.

"Manjat balkon," cetus Bara.

Naiffa dibuat melongo karenanya. "Gila! Lo emang gila Bar! Udah ya cukup. Gak ada nekat-nekatan lagi kaya gini," ucap Naiffa kesal.

"Besok berangkat sama gue ya?" ajak Bara. Cowok itu bangkit dan mencari posisi duduk yang nyaman.

"Gak bisa. Bang Malvin gak bakal bolehin," balas Naiffa apa adanya.

"Fa!" seru seseorang dari luar. Membuat Bara dan Naiffa sontak menoleh ke arah pintu terkejut. Kemudian mereka saling tatap.

"Naiffa buka pintunya gue mau masuk!" ucap Malvino keras.

"Ngumpet-ngumpet Bar! Buruan sana ih malah duduk," suruh Naiffa, sambil menarik lengan Bara. Namun cowok itu tetap tidak bergerak dari tempatnya.

"Gak usah ngumpet. Gue mau ketemu kakak ipar," jawab Bara asal. Jika saja Bara tidak mengatakan itu disaat situasi seperti ini, mungkin Naiffa akan langsung jingkrak-jingkrak tidak jelas. Tapi untuk sekarang tidak.

"Bercanda lo gak tepat banget sih," kata Naiffa kesal. "Udah buruan mending lo pulang sekarang," ujar Naiffa lirih, mendorong punggung Bara menuju balkon.

Namun ketika sampai di ambang pintu cowok itu malah berhenti. Membuat Naiffa ikut berhenti. Bara membalikkan badannya. Menatap Naiffa intens. Mereka kini berhadapan dan saling pandang.

"Jangan pernah berhenti suka sama gue," kata Bara, dari nadanya terdengar serius.

"Sebentar lagi Fa. Lo gak akan nyerah kan?"

Mendengar perkataan Bara entah mengapa langsung membuat jantungnya berdegup kencang. Naiffa masih meresapi apa yang baru saja ia dengar. Kebahagiaankah? Mimpi indahkah? Apa setelah ini dia akan bersama Bara?

Tok... Tok... Tok...

Suara pintu diketok cukup keras membuat Naiffa tersadar dari lamunannya. Gadis itu kembali menepis pikiran-pikiran yang baru saja terlintas di benaknya. Bara harus cepat-cepat pergi dari sini. Jika tidak bisa panjang urusannya.

BARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang