Chapter 7

675 88 9
                                    

L U C Y POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

L U C Y POV

Aku menjalani hidupku dengan normal kali ini.

Tidak ada lagi menangis setiap hari bahkan setiap waktu di dalam kamar dan di toilet. Tidak ada lagi melamun hingga tertidur di atas ranjang. Tidak ada lagi menahan rasa lapar di perut hingga menderita demam.

Pia akhirnya membalas pesanku setelah 2 bulan menghilang tanpa kabar, walau itu adalah pesan terakhirnya lagi hingga saat ini. Tapi ia mengatakan untuk ku tidak mengkhawatirkan dirinya lagi di luar sana. Ia meyakinkanku bahwa dirinya sangat bahagia menjalani pendidikannya sebagai sarjana Dokter disana. Bahkan ia memiliki teman baik juga disana dan ia mengenalkannya padaku.

Aku bersyukur untuk itu.

Terlebih Ryan, hubunganku dan dirinya semakin dekat hingga detik ini.

Jujur, aku selalu merasa gugup dan malu jika berada di dekatnya. Bahkan hanya mencium aroma parfumnya saja jantungku berdebar sangat kencang. Apa pantas berteman merasakan hal seperti itu?

Aku tahu. Aku tahu bahwa aku memiliki perasaan itu. Perasaan yang lebih dan lebih. Aku ingin memilikinya lebih. Bahkan aku ingin mendapatkan perhatiannya lebih dari kali ini walaupun padahal hingga saat ini ia begitu perhatian padaku.

TING!

Ponsel ku berdenting. Aku tahu siapa yang mengirimiku pesan saat ini. Dan ketika aku meraih ponselku dan melihat sebuah nama di layar ponselku aku tersenyum. Tebakan ku benar.

================================
Ryan
online
—————————————————

"Hiruplah udara yang bersih dan segar di malam hari. Tataplah bintang di awan yang bertaburan dengan indah untuk menemani sepi yang menggema. Langkahkan kedua kakimu keluar, rasakan dan lihatlah. Sesuatu yang spesial menunggu kehadiranmu . . ."

================================

Keningku mengernyit. Aku baru tahu kalau ia bisa merangkai kata-kata yang dapat menyejukkan hati wanita manapun dalam sekejap.

Namun dengan cepat, aku menyadari kejanggalan di dalam pesannya. Dengan segera aku berlari menuju pintu dan membukanya lebar.

Kedua kakiku melangkah keluar dan berhasil menghirup udara yang bersih dan segar di malam hari. Aku tersenyum ketika melihat taburan bintang yang benar-benar indah di atas awan yang seakan menjadi payungku.

Dan kali ini, aku benar-benar tersenyum lebar karena bahagia.

Ketika aku berada di ujung pagar pembatas, aku melihat keberadaan Ryan disana. Dibawah sana bersandar di mobilnya dengan santai sembari melambaikan tangannya ke arahku tanpa melupakan bagian penting itu. Senyumannya.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang