Chapter 56

455 61 8
                                    

L U C Y POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

L U C Y POV

Sekarang disinilah aku berada.

Terbaring di atas kasur rumah sakit bersama Ryan di sampingku.

Aku merasa bersalah. Ia sudah mempertaruhkan waktu istirahatnya begitu banyak hanya untuk pergi honeymoon denganku.

Tapi dalam sekejap aku telah membuat semua usahanya gagal.

"Hei? Kau sudah bangun?" Tanya Ryan melihatku membuka mata.

Dengan segera aku bangun dari tidurku dan memeluk tubuhnya erat. "Maafkan aku. Apa aku mengecewakanmu?" Tanyaku hampir menangis di dalam dekapannya.

Ia terdengar tertawa kecil, "Aku tidak kecewa sama sekali sayang, sungguh." Tukasnya sembari menatap wajahku.

Ia mengecup bibirku singkat sebelum mengelusnya dengan ibu jarinya lembut. "Tapi aku membuat usaha mu sia-sia ..."

"No. It's okay, tidak ada yang gagal sayang. Hanya saja mungkin semua itu belum waktunya ... Atau bahkan mungkin memang tidak ada waktunya." Keningku mengernyit menatapnya yang berdiri tepat di hadapanku.

Kedua tangannya bergerak mengusap pelipis ku, "Kenapa begitu?" Tanyaku cemas. Aku takut ia kecewa padaku.

Ia menatapku dalam sebelum memeluk tubuhku dengan begitu erat. "Karena kita sudah memiliki seseorang di dalam sana." Tukasnya dengan salah satu tangan yang ia usapkan di atas perutku.

Aku terkejut. Aku sangat terkejut.

Aku terisak sembari memeluk tubuhnya dengan erat. Rasanya begitu bahagia dan mengharukan.

Hal terindah yang hilang itu kini mengisi kekecewaanku. "Aku akan menjaganya Ryan, aku bersumpah akan menjaganya." Lirihku menangis membasahi salah satu bahunya.

"Ya, kita akan menjaganya bersama-sama sayang. Aku berjanji." Tukas Ryan sebelum mengecup kepalaku berkali-kali.

.
.
.

Semenjak kabar kehamilan ku terungkap, Ryan berubah menjadi seorang pria yang sangat sangat protektif melebihi sifat protektif yang ia miliki sebelumnya.

"Hati-hati sayang, sepatu mu sangat tidak baik untuk kau gunakan. Kau bisa tergelincir, aku akan membelikanmu beberapa alas kaki lagi nanti." Celotehnya tanpa ku jawab.

Aku senang mendengar kalimat nya yang begitu berkeinginan besar untuk melindungiku.

Hingga akhirnya kami sampai di depan pintu, ia melepaskan salah satu tangannya dari dekapan ku untuk memasukkan kode digit disana.

"Kau harus banyak istirahat, mengerti? Aku akan membeli banyak buah, kue, susu dan makanan lainnya untukmu. Kau ingin sesuatu yang lain? Katakan saja padaku oke? Aku akan--"

CUP!

Aku mengecup bibirnya singkat, ia menatapku yang kini tengah menertawakan wajahnya yang begitu lucu.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang