Chapter 77

375 55 12
                                    

R Y A N POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

R Y A N POV

Brengsek gila ini belum menyerah juga rupanya.

Ia menarik tubuhku ke salah satu kamar tamu dengan begitu kasar dan agresif. Ia sangat posesif padaku, padahal dia pun bukan siapa-siapaku.

Dia hanya orang asing untukku.

"Kau bahagia?" Tanyanya padaku.

Sangat konyol dan bodoh. Untuk apa ia mempertanyakan hal yang sudah jelas terlihat?

Aku memutar bola mataku jengah, "Aku sangat bahagia, tidakkah kau melihatnya?" Desisku.

Ia menatapku, "Aku mendengar semuanya." Ujarnya tiba-tiba membuat keningku mengernyit.

"Apa lagi yang kau dengar? Apa kau mendengar desahanku dengan Lucy lagi? Baguslah. Dengarkan saja dan tahu dirilah." Tuturku sebelum hendak membuka pintu ruangan.

Namun tiba-tiba ia menghalangi jalanku menggunakan tubuhnya.

Ia mendorongku kembali masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya dari dalam, sialan.

"Istrimu tidak sanggup memenuhi keinginanmu." Tukasnya membuatku tidak mengerti. Selama ini Lucy selalu memenuhi apa yang aku inginkan, apa ia sudah mulai berimajinasi? Apa kegilaannya sudah meningkat drastis?

"Sebaiknya kau mengundurkan diri saja cepat-cepat. Kau terlalu gigih." Tukasku.

Hingga tiba-tiba ia mendorong tubuhku hingga aku terduduk di tepi ranjang. "Apa yang-- shit!" Pekikku ketika ia kembali duduk di atas pangkuanku. "Menyingkirlah dariku jalang!" Desisku.

Ia menatapku, "Aku bisa membuat keinginanmu terpenuhi. 8 anak? Menurutku bukan masalah." Tukasnya sembari melepas tali yang melingkar di perutnya.

Pakaian seragam yang berbentuk menyerupai kimono itu telah terbuka tepat di hadapanku.

Aku menarik napasku dalam-dalam. Batinku memperingatiku untuk menghadapi wanita gila ini secara halus seperti apa yang Lucy inginkan.

Aku harus membuatnya benar-benar sakit jiwa.

"Kau ingin apa?" Tanyaku.

Ia tertawa kecil, "Tentu saja aku menginginkanmu. Perlu ku beritahu sedikit informasi padamu, aku adalah wanita yang selalu sukses membuat pria manapun berlutut di kakiku karena ingin dipuaskan. Jadi bisa ku pastikan kau akan menjadi salah satunya." Tuturnya membuatku jiji.

Ia baru saja mengakui bahwa dirinya memang benar-benar seorang jalang? Seriously?

"Sayangnya aku tidak peduli, aku tidak akan pernah tergoda olehmu." Ujarku sembari mendorong tubuhnya kasar ke atas ranjang.

"Lalu bagaimana dengan 1 tahun yang lalu? Bukankah kau juga mencumbuku di dalam mobil karena tergoda olehku?" Kedua tanganku mengepal hebat.

Aku memutar tumitku untuk menghampirinya. Kedua tanganku yang mengepal mendarat di sisi kiri dan kanan tubuhnya di atas ranjang. "Dengarkan aku baik-baik ..." Geramku. "Kau itu tidak pernah mencintaiku, kau hanya terobsesi padaku. Dan kalaupun kau mencintaiku, menyerahlah. Aku tidak akan pernah membalasnya." Tukasku padanya. "Karena obsesi mu padaku itulah kau selalu mengungkit masalah yang sudah lama terjadi. Dan ... Memang hanya itulah satu-satunya yang terjadi diantaraku dan kau. Bukankah begitu?" Ujarku memperingatinya.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang