Chapter 75

455 59 9
                                    

"Kau sudah membaginya?" Tanyaku ketika melihat keadaan dapur yang ramai dengan wadah kotor dimana-mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah membaginya?" Tanyaku ketika melihat keadaan dapur yang ramai dengan wadah kotor dimana-mana.

"Sudah." Tukas Farah membuatku mengangguk-angguk mengerti.

"Kalian tidak lupa membawanya juga kan?" Tanyaku sedikit menyelidik membuat Yuna dan Farah terkekeh. Pasalnya mereka berdua selalu susah dan terlalu sungkan jika aku memintanya membawa makanan dari rumahku.

"Terima kasih banyak, kami sudah membawanya." Tukas Yuna membuatku mengangguk lagi.

"Queen? Dimana dia?" Tanyaku membuat Farah dan Yuna saling melirik satu sama lain.

Aku terkekeh, "Tenang saja, aku hanya ingin mengingatkannya untuk membawa makanan juga." Tukasku sebelum melangkah kembali menuju meja makan.

Terdapat Aiden dan Aina tengah duduk di atas kursi makannya masing-masing dengan sebatang biskuit di tangannya. Mereka baru berusia 6 bulan, jadi ini adalah waktunya untuk mereka MPASI. "Halo sayang ..." Sapaku membuat Aiden dan Aina sama-sama menoleh ke arahku.

Mulutnya terlihat basah karena air liurnya. Aku tersenyum, "Kalian ingin makan? Kalian lapar juga melihat makanan?" Kekehku sembari menyusut bibir Aina dan Aiden secara bergantian menggunakan tissue.

"Morning sayang." Sapa seseorang bersama pakaian santainya. Bahkan dia belum mandi.

"Ryan? Kau tidak bekerja?" Tanyaku dan ia mengendikkan bahunya.

"Tidak, aku ingin dirumah." Tukasnya begitu santai sembari duduk tepat di samping kursi makan Aina. "Halo anak-anak Daddy, morning baby." Sapanya sembari mengecup pipi Aiden dan Aina dengan adil.

Aku salah. Ia memang selalu merengek setiap waktu padaku, tetapi ia benar-benar terlihat seperti seorang Ayah. Ia memperlihatkannya dengan jelas.

Seorang Ayah yang tampan dan masih terhitung muda.

Keningku mengernyit, "Sejak kapan kau menyebut sebutan Ayah menggunakan bahasa Inggris?" Aku terkikik geli.

"Sejak hari ini, Aiden dan Aina harus menyebutku dengan sebutan Daddy. Menurutku sebutan Ayah terkesan tua, jadi Daddy adalah panggilan yang cocok untukku. Ayah yang tampan dan kaya. Hot Daddy." Celotehnya berakhir memperlihatkan senyum lebarnya membuatku hanya menggelengkan kepala.

"Ya, baiklah. Kalau begitu aku juga harus dipanggil Mommy. Hot Mommy." Tukasku membuat kedua mata Ryan membelalak, dan lebih lucunya Aiden dan Aina pun sama-sama menatapku seakan mengerti.

"Benar! Kau benar sayang." Tukas Ryan kemudian memeluk tubuhku dari belakang dengan begitu erat dan membawa tubuh kami bergoyang kecil ke kiri dan ke kanan.

Hingga tiba-tiba Yuna dan Farah datang membawa beberapa makanan dan jus apel untuk di taruhnya di atas meja.

"Ryan?" Gumamku pada Ryan yang tidak ingin melepaskan pelukannya pada tubuhku. Ia justru malah mengeratkan rengkuhannya di tubuhku.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang