Chapter 64

402 58 13
                                    

L U C Y POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

L U C Y POV

Aku meraih secangkir teh sembari menatap langit yang begitu cerah hari ini.

Sudah lama aku tidak menatap awan malam dengan bintang-bintangnya, aku harus melakukannya nanti.

"Sayang?" Panggil seseorang dari belakangku.

Ryan ...

Aku masih belum bisa melupakan yang ku lihat pagi tadi.

Tapi aku juga tidak bisa berada jauh dengan Ryan lagi, aku tidak bisa membuat bayiku menderita lagi. Apalagi sekarang usia kandunganku sudah mulai besar.

"Sayang kau--"

"Hei, maaf. Aku sedang melamun tadi." Tukasku sembari tersenyum padanya yang kini telah berdiri tepat di hadapanku.

"Melamunkan apa?" Tanya Ryan dan aku terdiam berusaha mencari alasan.

"Hanya melamun. Ada apa?" Bodoh memang. Aku lemah jika berurusan dengan hal-hal spontan seperti ini.

"Jangan banyak melamun, lebih baik dengarkan musik untuk mereka." Ujarnya kemudian memekik, "Oh ya! Ayah belum mengucapkan selamat pagi pada kalian. Morning sayang, kalian bisa mendengarku?" Tanya Ryan sembari membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan perutku.

Ia menaruh salah satu telinganya di atas perutku sambil tersenyum lebar, "Woah! Sayang? Kau tahu mereka bilang apa?" Tanya Ryan padaku begitu antusias.

Keningku mengernyit sambil tersenyum ke arahnya, "Apa?"

"Selamat pagi ayah ku yang tampan, kami mencintaimu." Ujarnya membuat kami sama-sama terkekeh akan kekonyolan Ryan.

"Apa mereka selalu bergerak di dalam sana?" Tanya Ryan dan aku menganggukkan kepalaku mantap.

"Mereka selalu bergerak ketika sesuatu hal terjadi." Tukasku yang seketika membuat ku ingat pada pagi tadi.

Saat aku berbicara dengan bayi-bayiku sambil menunggu kedatangan Ryan, mereka bergerak di dalam sana seakan keduanya pun tahu bahwa Ayahnya sedang tidak berada dalam kondisi yang bagus.

"Begitukah?" Tanya Ryan dan aku tersenyum, "Kalau begitu Ayah harus pergi bekerja, kalian jaga Ibumu baik-baik ya. Love u." Tukasnya sembari sesekali terkekeh sebelum mengecup perutku dan kembali berdiri dengan tegap.

"Kau akan pergi kerja? Semalam kau mabuk sekali." Ujarku sambil kedua tanganku merapikan dasi di tubuhnya.

"Ya, aku lupa kalau hari ini ada rapat." Katanya dan aku mengangguk mengerti.

"Baiklah, kabari aku jika ada sesuatu hal terjadi." Tukasku yang disambut usapan gemas di puncak kepalaku darinya.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu." Kekehnya dan aku tersenyum.

Ia mengecup bibirku untuk beberapa detik sebelum kembali tersenyum di hadapanku. "I love you." Tukasnya.

Aku menatapnya penuh ketidak percayaan. Sikapnya pagi ini cenderung tidak menunjukkan ada suatu hal yang terjadi, seperti apa yang ku lihat di ponselnya.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang