Chapter 31

664 81 10
                                    

A U T H O R POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A U T H O R POV

Dering ponsel itu berbunyi lagi. Ryan menarik rambutnya kasar.

Keadaan rumah itu begitu kacau, pecahan kaca berserakan di ubin karena ulah Ryan.

"Apa?! Jika kau akan mengatakan hal yang sama bahwa kau tidak tahu keberadaannya--"

"Ia berada di atap rumah sakit Tuan. Beberapa pihak keamanan sudah datang karena laporan percobaan bunuh diri."

Air mata dan peluhku jatuh menetes ke atas foto Lucy berada, tanganku yang sedari menggenggam foto dan secarik kertas itu gemetar.

Bagaimana bisa ia melakukannya?

.
.
.

A U T H O R POV

Suasana yang sepi dan damai di lobby rumah sakit itu tidak berlaku untuk siang yang gelap ini.

Hampir seluruh pasien dan dokter yang berada disana membicarakan hal yang sama.

"Kau yakin?"

"Ya! Aku dengar wanita itu masih sangat muda. Ia sebelumnya berobat kemari sangat pagi-pagi sekali."

"Kasihan sekali."

"Ia seperti orang stres, rambutnya berantakan dan menggunakan kacamata hitam di pagi hari. Aneh sekali."

"Mungkin matanya membengkak karena menangis setiap hari."

"Uw! Seperti drama." Susul dokter lain yang kemudian tertawa.

Memang hal itu sudah menjadi topik panas di sekitaran lingkungan rumah sakit. Banyak orang yang memenuhi tangga darurat ingin melihat kelangsungan kejadian percobaan bunuh diri yang gempar di bicarakan dimana-mana itu.

Dan untungnya polisi telah datang lebih cepat.

"Ada apa ini?" Tanya seorang wanita dengan pakaian perawat ditubuhnya memasuki salah satu kerumunan di lobby.

"Pia! Kau kenapa datang terlambat? Aku mencari mu, jadi aku ke toilet sendiri tadi." Tukas seorang wanita dengan seragam rumah sakit di tubuhnya.

Pia mengelus rambut wanita yang 5 tahun lebih muda darinya itu sambil tertawa, "A-aku ... Aku terlambat bangun."

"Kau minum?" Mata wanita itu menyipit membuat Pia tergagap dan berakhir mencubit pipi tebal pasien itu.

"Tidak uh! Kata siapa aku melakukannya, tidak kok."

"Ah! Sakit, lepas ah!" Pekik wanita bernama Janeta itu sebelum mengeluarkan ponsel dari dalam saku jaketnya. "Kau serius tidak tahu ada berita apa?" Tanya Janeta membuat Pia menggelengkan kepalanya.

"Sungguh aku tidak tahu, aku kaget rumah sakit ini sangat ramai. Aku kira ada sesuatu yang darurat, atau ... Ada artis yang sedang berobat yah?" Tanya Pia dan Janeta menggelengkan kepalanya kemudian memperlihatkan layar ponselnya.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang