Chapter 54

469 67 2
                                    

A U T H O R POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A U T H O R POV

"600$?!" Lucy beranjak dari posisinya hendak meluapkan kekesalannya karena Ryan yang saat ini ia kenal sangatlah glamor dan hidup mewah. Berbeda dengan Ryan saat dulu yang selalu berusaha hidup sederhana. Bahkan Ryan tidak masalah menggunakan mobil tua untuk bekerja.

Tapi sekarang? Untuk pakaian saja Ryan berani mengeluarkan uang sebesar 600$.

"Ryan kau--" Lucy terdiam.

Jantungnya berdebar ketika ia memutar tumitnya dan menemukan Ryan tengah berlutut dengan sebuah kotak berisikan dua buah cincin di tangannya.

"Aku tidak tahu kemana cincin pernikahan ku pergi. Aku tidak bisa mencarinya, mungkin Ayah atau Jassy yang melakukannya padaku." Ujar Ryan membuat Lucy menghela napas menahan air matanya untuk tidak menampakkan wujudnya lagi. "Aku ingin memulai semuanya lagi, dengan semua hal yang baru bersama mu." Lanjut Ryan.

Lucy melangkah ke hadapan Ryan yang mulai beranjak dari acara berlututnya. "Jarimu?" Gumam Ryan tanpa memudarkan senyum di wajahnya, Lucy menggerakkan salah satu tangannya dan memperlihatkan jari jemari lentiknya di tengah cahaya yang minim.

Ryan menyematkan cincin yang telah ia pesan secara khusus dengan nama satu sama lain yang terukir di salah satu sisinya itu di jari manis Lucy, "Ukurannya pas." Tukas Lucy sebelum meraih cincin milik Ryan dengan ukiran nama Lucy di dalamnya.

"Jarimu?" Tanya Lucy sama seperti Ryan hingga membuat keduanya terkekeh. Ryan tersenyum melihat jari manis nya yang tidak lagi hampa, sama seperti hatinya. Ia merasa telah menjadi seorang suami seutuhnya untuk Lucy.

.
.
.

"Kenapa kau membelinya? Ini sangat mahal Ryan." Protes Lucy dari arah walk in closet yang masih belum lupa pada gaun berwarna merah yang kini ia gantung di walk in closetnya secara khusus.

Ryan melangkah menghampiri Lucy dan menyandarkan tubuhnya di ambang pintu, "Karena aku menyukainya. Aku bisa membayangkan betapa cantiknya dirimu menggunakan gaun itu." Tukas Ryan santai.

Lucy membuka mulutnya tidak percaya, "Hanya untuk alasan semudah itu?" Tanya Lucy tidak percaya dan Ryan mengangguk.

"Kau tidak perlu melakukannya Ryan, aku bisa menggunakan pakaian yang--" Tiba-tiba Ryan telah sampai di belakang tubuh Lucy dan merengkuhnya erat dari belakang, bersama-sama Lucy dan Ryan menatap gaun elegan berwarna merah itu.

"Berhenti protes atau aku akan membuatmu benar-benar tidak bisa berkata-kata malam ini." Bisik Ryan membuat Lucy menelan salivanya susah payah.

'Licik sekali.' Batin Lucy mendecak kesal.

"Ayo tidur, kau tidak boleh terlalu lelah." Ajak Ryan sembari menarik tangan Lucy, namun Lucy tidak melangkahkan kakinya.

Kening Ryan mengernyit, "Kenapa?"

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang