Chapter 10

684 80 5
                                    

A U T H O R POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A U T H O R POV

"K-kau?" Ryan mendesis melihat keberadaan seorang wanita yang pernah menjadi pujaan hatinya beberapa bulan yang lalu. Dan tentunya hal itu tak lagi berlaku baginya.

Untuk Ryan, Lucy adalah segalanya sekarang.

"Hai Ryan, apa kabar? Aku senang mendapatkan undangan spesial langsung dari Tuan Ed untuk makan siang bersama." Tutur wanita bernama Jassy itu membuat Ryan menatap Ayahnya jengah sebelum menyandarkan tubuhnya kasar.

"Hai Nyonya Ed, terima kasih untuk undangannya." Ujar Jassy lagi.

"Ayo duduk, kita semua menunggu kehadiranmu." Kata Christian membuat Jassy dengan segera melangkah menuju satu kursi yang berada tepat di sebelah Ryan.

Jassy yang hendak duduk di samping Ryan pun terhenti ketika tatapannya menangkap sosok Lucy di antara orang-orang yang duduk di sekitar meja makan. "Hai, kau ..."

"Dia Lucy, kekasihku." Kata Ryan membuat Jassy menatap Ryan kemudian Lucy secara bergantian dengan tatapan jengah.

"Kekasihmu?" Tanya Jassy mengulangi apa yang Ryan katakan hingga membuat Ryan tertawa renyah.

"Kau tak perlu mengulangi perkataanku, aku yakin kau tidak tuli." Tukas Ryan sukses membuat semua yang berada di area meja makan terkejut, tidak terkecuali Lucy.

Bahkan Lucy tidak tahu siapa wanita yang tengah menatapnya tajam sedari tadi itu.

BRAK!!!

Dalam sekejap kedua tangan Christian mendarat di atas meja makan hingga membuat semua alat makan yang berada di atasnya berdenting berisik karena saling beradu.

"Cukup Ryan! Kau tidak seharusnya berkata seperti itu pada Jassy, ia akan menjadi istrimu!"

Seketika kedua kaki Lucy lemas. Air matanya perlahan menetes menampakkan wujudnya. Baginya sudah cukup harga dirinya terinjak-injak hari ini.

"Apa? Istriku? Hei, aku tidak akan menikahinya!" Jerit Ryan, kini giliran dirinya yang beranjak dari kursi dan menggebrak meja dengan kedua tangannya.

"Lalu apa? Kau akan menikahinya?" Tanya Christian sembari menunjuk Lucy yang semakin merasa tersudutkan di tempatnya.

Ryan menggeram di tempatnya. Kedua tangannya mengepal hebat hingga kulit telapak tangannya mendapatkan bekas tekanan dari kuku-kukunya.

"M-maaf, aku permisi. Maafkan aku karena telah membuat keributan, terima kasih atas undangan makan siangnya." Kata Lucy sembari beranjak dari kursinya bersama tas miliknya melangkah keluar dari rumah yang begitu besar namun terasa sesak baginya.

Ia sudah merasakannya. Ia sudah merasakan perasaan tidak beres sebelumnya, dan Lucy sedikit menyesalinya karena tidak mengikuti kata hatinya.

Lucy terus berlari kecil melangkah keluar sambil terisak. Hingga akhirnya ia menuruni tangga dan berhasil menginjakkan kaki di atas aspal yang rapi.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang