Chapter 13

597 83 5
                                    

L U C Y POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

L U C Y POV

"Sampai jumpa sayang." Lambai Ryan begitu menjauh dari pekarangan rumah bersama mobilnya.

Aku begitu merasakan rasa bersalah yang luar biasa.

Jika saja Ryan tidak bertemu denganku, kemudian terpikat, jatuh cinta dan menikahiku mungkin Ryan tidak akan terpuruk seperti saat ini.

Ia memilih untuk menjauhi gemerlap kekayaan yang ia dan keluarganya miliki dan beralih hidup bersamaku dengan kesederhanaan.

Ia menjual mobilnya dan sahamnya yang telah ia bangun sedemikian rupa hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan lainnya.

Cintanya yang begitu besar entah mengapa membuatku semakin merasakan ketidak nyamanan. Aku terlalu peduli padanya, aku tidak ingin Ryan terpuruk karena ku.

Bahkan Ryan selalu bertengkar dengan Christian, Ayahnya.

Memikirkannya membuatku mual.

Tidak, sebenarnya bukan itu. Tapi karena hadiah yang akan ku berikan pada Ryan saat makan malam nanti.

Spontan kedua tanganku mengusap perutku yang masih rata. Usianya masih 3 minggu, aku benar-benar menunggu kehadirannya yang kelak akan menjadi pemanis di dalam rumah berukuran besar ini.

Hidupku akan semakin lengkap ketika adanya buah hati yang cantik dan tampan dan juga suami yang begitu pengertian dan tiada bosannya menyatakan cintanya berkali-kali setiap hari.

Aku kembali melangkah masuk ke dalam rumah. Menuju ruang tidur dan membuka laci yang berada di sisi ranjang, aku tersenyum menatap hasil USG dan test pack di tanganku.

Itu dia, anakku dan Ryan.

Tanpa ku sadari, air mata menetes membasahi selembar foto USG di tanganku. Hanya saja sedikit terharu dan bahagia, kehadiran bayi ini akan memperkuat cintaku dan Ryan.

Dengan cepat aku mengusap air mata di pipi dan menarik napas panjang. Aku tersenyum sembari menaruh kembali benda itu kedalam kotak yang sudah ku sediakan sebelumnya.

Setelah menutup laci, aku melangkah menuju walk in closet untuk mengganti pakaian sebelum memesan taksi untuk menuju supermarket. Aku berencana membeli beberapa daging sapi dan lainnya untuk menu makan malam yang spesial nanti.

.
.
.

Aku terlalu bahagia sampai-sampai membeli barang lain yang berada di luar list yang sudah ku tulis sebelumnya.

Aku membeli lilin, serbet, peralatan makan, bunga hias dengan pot cantiknya dan lainnya. Aku ingin membuat momen itu sangat berkesan untuk aku ataupun Ryan.

Aku juga membeli satu buah pakaian bertuliskan daddy di bagian depannya. Huft! Entah mengapa aku gugup sekaligus tidak sabar.

Waktu telah menunjukkan pukul 5PM, aneh. Kenapa Ryan belum juga pulang?

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang