Chapter 58

409 60 8
                                    

Salah satu tangannya masih setia melingkar di pinggangku dengan begitu posesif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu tangannya masih setia melingkar di pinggangku dengan begitu posesif.

Kami melangkah beriringan memasuki sebuah restoran yang tidak terlalu mewah. Ya, aku menolaknya.

Sebelumnya Ryan hendak membawaku ke sebuah restoran yang begitu berkelas, namun dengan cepat aku menolaknya dan meminta diriku sendiri yang memilih tempat untuk makan malam.

Dan sekarang disinilah aku dan Ryan berada. Sesekali aku terkikik melihatnya yang mengedarkan pandangan ke kiri dan ke kanan karena suasana yang jauh berbeda dari restoran yang ia pilih sebelumnya.

"Kau tidak nyaman? Ingin pindah ke tempat lain lagi?" Tanyaku padanya yang dengan cepat menggelengkan kepalanya ke arahku.

"Tidak, kita tetap makan disini saja." Tukasnya sambil tersenyum dan kembali membawaku melangkah menuju salah satu meja di salah satu sudut ruangan.

Aku menghargai usahanya yang tetap menerima permintaanku ketika harus makan malam di tempat yang cukup berisik dan harga makanan yang tidak terlalu mahal ini, mengingat sekarang ia sedang naik daun dan ramai di perbincangkan di media online.

Hal itu semakin membuatku mencintainya.

Hingga tiba seorang wanita dengan pena dan buku kecil di tangannya untuk menulis menu yang akan dipesan oleh ku dan Ryan.

"Baik, mohon tunggu sebentar." Ujar wanita itu setelah menulis semua hidangan yang akan kami pesan dan berlalu meninggalkan meja.

"Kau yakin baik-baik saja?" Tanyaku setelah melihatnya duduk dengan damai di seberangku.

"Aku baik-baik saja sayang, it's ok. Selama kau menikmati makan malam mu." Ujarnya membuatku tersenyum lebar.

"Terima kasih." Tukasku nyaris berbisik.

Ia bergerak mengusap tanganku di atas meja dan sesekali mengecupnya. "Kau harus check up ke dokter besok lusa, benar kan?" Tanya nya membuatku terdiam menatap nya tidak menyangka.

Ia bahkan mengingat dengan betul kapan aku harus kembali ke rumah sakit untuk check up kandungan.

Aku mengangguk, "Ya. Dan dokter bilang saat hari aku melakukan check up nanti otak dan wajahnya sudah terbentuk. Kita akan melihatnya bersama-sama nanti." Tukasku mempererat genggaman tanganku padanya.

Ia terlihat membelalakkan matanya ke arahku, "Benarkah?" Tukasnya begitu bahagia, bahkan suaranya begitu keras sampai beberapa orang-orang disekitar menatap keberadaanku dengan Ryan.

Aku mengangguk mantap, "Ya sayang. Penantianmu akan terwujud sebentar lagi." Ujarku membuatnya mengecup berkali-kali tanganku yang berada di genggamannya sedari tadi itu.

"Hh! Aku sangat tidak sabar." Kekehnya dengan senyumnya yang sangat lebar diwajahnya.

Aku tertawa kecil melihat kebahagiaan yang tersirat di wajahnya.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang