Chapter 71

524 57 9
                                    

"Queen? Kau sudah sampai?" Tanya Lucy begitu santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Queen? Kau sudah sampai?" Tanya Lucy begitu santai.

Ryan melingkarkan kedua tangannya di tubuh Lucy sembari membenahi pakaian istrinya yang sudah berantakan karena ulahnya itu tanpa ingin menatap keberadaan Queen di dekatnya.

"Masuklah, simpan saja buah nya di atas nakas." Tukas Lucy tanpa bergerak turun dari atas pangkuan Ryan. Dengan sedikit gugup Queen mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamar Ryan dan Lucy.

Queen menyaksikannya.

Ia menyaksikan betapa panasnya hubungan antara Lucy dan Ryan ketika keduanya telah berada di dalam kamarnya.

Hatinya terasa nyeri. Keinginannya tidak tercapai walau ia merasa masih memiliki celah.

Queen tercipta sebagai wanita yang terlalu pantang menyerah dan pekerja keras. Dan kelebihan yang ia miliki justru malah menjadikannya sebagai sosok wanita yang serakah.

"Ini buahnya, maaf menunggu lama." Tukas Queen setelah menaruh sepiring buah apel yang telah ia potong kecil-kecil di atas nakas.

"Tidak masalah, terima kasih ya." Kata Lucy begitu ramah seperti biasanya yang diberikan anggukan kecil oleh Queen. Ya, inilah rencana yang Lucy miliki. Menyiksa wanita itu secara perlahan di dalam rumah ini.

Queen melangkah pergi meninggalkan ruangan yang dirasanya begitu panas itu dengan air mata yang telah memenuhi pelupuk matanya.

Padahal ia begitu berharap bahwa hal manis itu akan terjadi padanya dan Ryan suatu saat nanti.

Ryan menatap Lucy yang masih berada di atas pangkuannya sangat lama hingga Lucy akhirnya menyadari tatapan itu, "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Lucy sembari bergerak meraih sepiring buah apel itu tanpa turun dari pangkuan Ryan.

Ryan memicingkan matanya ke arah Lucy, "Kau aneh." Tukas Ryan membuat Lucy menatap terkejut ke arahnya dengan mulut yang penuh akan buah apel.

"Kau baru saja menyebutku aneh?" Protes Lucy.

Ryan bergerak meraih piring dari tangan Lucy dan menaruhnya ke atas kasur sebelum ia menaruh kedua tangannya di punggung Lucy dan membuatnya terbaring di bawah tubuhnya.

Jantung Lucy berdegup cukup kencang, bahkan karena gugup ia tidak kuasa berkontak mata dengan suaminya itu.

"Tatap aku." Bisik Ryan tepat di depan wajah Lucy yang memanas.

Lucy terdiam tanpa mengatakan sepatah katapun. Ia masih begitu gugup dengan ritme jantungnya yang menggila.

"Sayang? Lihat aku." Rengek Ryan begitu lembut kali ini membuat Lucy menatapnya secara alami.

Ryan tersenyum, "Kau mengetahui sesuatu?" Tanya Ryan lembut.

Lucy meneguk salivanya susah payah sembari menatap manik mata Ryan dalam.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang