Chapter 51

518 70 8
                                    

A U T H O R POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A U T H O R POV

Kedua kaki wanita itu berlari bersama air mata haru di wajahnya.

Seakan seluruh tenaga yang ia miliki kini tengah digunakan untuk berlari menghampiri pujaan hatinya. Pria yang rupanya masih menjadi suaminya.

Ryan yang terkejut pun hanya mampu memutar tumitnya untuk menghadap ke arah Lucy yang masih berlari dengan senyum di wajahnya.

Hingga Lucy berhasil mencapai tujuannya, kedua tangannya merengkuh tubuh Ryan dengan erat.

"Lucy?" Gumam Ryan terkejut.

"Aku merindukanmu." Lirih Lucy yang langsung mendapatkan dekapan erat dari Ryan.

Ryan menghela napas lega, hingga tiba-tiba ia melihat James di ambang pintu tengah menyilangkan kedua tangannya sambil bersandar.

Ryan menatap James yang mulai tersenyum ke arahnya. Ryan tertawa akan situasi mengejutkan dan tak terduga itu. Ia sangat bahagia.

Kedua tangannya mendekap tubuh Lucy semakin erat. "Oh Ya Tuhan, aku mencintaimu Lucy ..." Gumam Ryan membuat Lucy tersenyum penuh bahagia.

.
.
.

L U C Y POV
3 days later . . .

"Kau tidak akan pulang bersamaku?" Tanya ku pada James.

Ia tertawa kecil sembari mengusap kepalaku dengan lembut, "Tidak, aku akan langsung pergi kerumah ..." Keningku mengernyit melihatnya menghentikan kalimatnya.

"Kerumah siapa?" Tanyaku membuatnya menggelengkan kepalanya.

"Seseorang." Ah! Aku yakin, ia pasti sedang membahas wanita bernama Ariana.

Aku tertawa sambil memeluk tubuhnya erat, "Aigo! Kakak ku akhirnya akan menikah ..." Tukasku membuatnya membelalakkan kedua matanya padaku.

"K-kau ... Kau tahu?" Pekiknya membuatku menganggukkan kepala.

"Ya, tentu saja. Aku bicara dengannya tadi." Tukasku membuat James semakin terkejut. Reaksinya yang berlebihan itu memancing tawaku dengan Ryan yang hendak kembali ke pusat kota.

"Aish! Kau mengangkat telefonnya?" Aku menganggukkan kepalaku untuk kesekian kalinya.

"Suaranya sangat manis. Pasti ia sangat baik padamu, aku memintanya untuk segera datang kemari untuk bertemu denganku. Atur jadwal pertemuanku dengan Ariana ya?" Tukasku sebelum memeluk tubuhnya dengan cepat. "Sampai jumpa." Tanganku melambai ke arah James yang masih tertawa di tempatnya.

"You ready babe?" Tukas Ryan setelah dirinya benar-benar duduk di kursi kemudinya tepat di sampingku. 

"Ya." Jawabku dengan senyum yang mengembang.

Ia memakaikan kacamata hitamnya sebelum melambaikan tangannya pada James. "Sampai jumpa ..." Pekik ku, Ryan dan Henry sembari mulai menjauhi pekarangan rumah meninggalkan James sendirian.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang