Chapter 79

450 61 13
                                    

A U T H O R POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A U T H O R POV

"Tidak!! Queen ..."

Dengan segera tangan Ryan bergerak mencengkram tangan Lucy dan membawanya dengan cepat ke dalam dekapannya. "Sayang, tenang oke? Aku yang akan masuk." Tukas Ryan mencoba menenangkan Lucy di dalam dekapannya.

Lucy terisak. Hatinya terasa nyeri ketika membayangkan Aina dan Aiden yang tengah tertidur di dalam ranjangnya.

"Tolong selamatkan anakku Ryan ... Selamatkan anak kita ..." Isak Lucy begitu keras. Tangannya yang bergetar mencengkram kuat pakaian yang Ryan kenakan. Tubuhnya pun berakhir merosot tak berdaya di atas ubin.

"Aku akan menjaga Lucy, cepat masuk Ryan." Perintah Anne yang langsung diberikan anggukkan mantap oleh Ryan. 

Dengan segera Ryan mengecup kening Lucy, "Aku berjanji akan membawa Aiden dan Aina kembali dalam keadaan baik padamu. Hukum aku jika sesuatu terjadi pada mereka ..." Tukas Ryan berakhir nyaris berbisik membuat Lucy mengangguk lemah.

"Aku mencintaimu ..." Lirih Ryan mengecup bibir Lucy untuk beberapa saat sebelum ia benar-benar melangkah pergi menggebrak pintu kamar Aiden dan Aina.

Dag! Dag! Dag!

"Queen? Buka pintunya! Mari bicara denganku." Pekik Ryan berkali-kali di hadapan daun pintu berwarna putih itu dengan tangan yang mengepal. 

Beberapa menit Ryan menggedor pintu namun tidak ada jawaban sama sekali hingga membuatnya frustasi dan naik pitam dalam sekejap.

"Queen?!" Jerit Ryan dengan amarahnya yang telah naik ke atas ubun-ubunnya. "ARGH! Sialan!" Kakinya menendang pintu karena kesal.

"Dobrak saja pintunya Ryan, sangat bahaya meninggalkan mereka di dalam dengannya." Tukas Anne sama-sama cemasnya.

Dengan segera Ryan melangkah mundur untuk mengambil ancang-ancang kemudian menabrakkan tubuhnya ke daun pintu berkali-kali.

Sesekali benturan antara tubuhnya dan daun pintu itu membuat Ryan meringis merasakan nyeri.

Hingga akhirnya pintu telah berhasil terbuka oleh Ryan, dengan segera Ryan melangkah masuk ke dalam ruangan dengan emosi yang membuncah.

"Lepaskan anakku." Desis Ryan pada Queen yang tengah membawa Aina di dalam gendongannya dengan cutter di tangannya.

'Sialan!' Jerit batin Ryan. Air matanya jatuh tak kuasa melihat anaknya yang berada di dalam kuasa wanita sinting seperti Queen.

Ryan tidak bisa membendung air matanya lagi. Pertahanannya seakan hancur berkeping-keping ketika melihat anaknya terancam.

Ryan yang hendak melangkahkan kakinya pun berhenti ketika wanita itu menjerit sambil menodongkan cutter itu ke arahnya, "Berhenti! Atau aku akan menyayat lehernya!" Jerit Queen membuat Ryan semakin kehabisan akal di buatnya.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang