Chapter 87

538 53 5
                                    

5 years later

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 years later

"Mommy!!" Pekik Aina dan Aiden dengan seragam sekolah dan tas kecil di punggungnya sembari berlari menghampiriku yang masih menata meja makan bersama Farah.

"Hai sayangku. Kalian sudah siap?" Tanyaku sembari melepaskan pelukan Aiden dan Aina dari kedua kakiku kemudian sedikit berlutut di hadapan si kembar yang sudah mulai memasuki sekolah anak-anaknya.

Mereka terlihat begitu bahagia dengan senyum yang lebar di wajahnya. "Ya, kita akan pergi bersama Daddy." Tukas Aiden masih cadel hingga membuatku dan Farah terkikik kecil karena gemas.

"Kalian tidak ingin pergi dengan Mommy?" Tanyaku sambil sedikit cemberut.

Hingga tiba-tiba Aiden mengusap pipiku menggunakan jari jemari tangannya yang mungil, "Nanti Mommy lelah. Jadi Daddy akan mengantar kita." Ujarnya begitu layak menjadi seorang Kakak.

Aku memeluk tubuh Aiden dan Aina dengan erat, "Baiklah baiklah, kalau kalian ingin pergi dengan Daddy. Tapi kalian jangan nakal ya?" Tukasku berakhir mencubit kecil hidung Aiden dan Aina hingga mereka tertawa.

"Pagi sayang? Farah?" Tukas seseorang menyapaku dan Farah kemudian menghampiriku dan mengecup keningku singkat.

Ia sudah sangat rapi dengan pakaian kantornya, "Kau akan mengantar mereka?" Tanyaku pada Ryan sambil mengusap dadanya.

Ryan mengangguk, "Ya, kalian ingin pergi dengan Daddy kan?" Aiden dan Aina menjerit setuju sembari mengangkat salah satu tangannya ke udara. 

Aku tertawa kecil bersama Ryan akan tingkah lucu Aiden dan Aina.

"Dimana Dylan?" Tanya Ryan.

"Dylan masih tidur, semalam dia tidak bisa tidur karena hujan besar." Tukasku membuat Ryan mengangguk-angguk mengerti.

"Baiklah, ayo kita sarapan dulu?" Ajak Ryan sembari menggandeng tangan Aina dan Aiden menuju meja makan.

Aku tertawa kecil melihat tingkah lucu Ryan bersama si kembar. Apalagi kalau sudah ada Dylan, pasti suasana rumah akan semakin ramai.

Oh ya, Dylan adalah anakku yang keempat. Ingat, aku tidak pernah melupakan anak pertamaku.

Dylan adalah adik dari Aina dan Aiden yang baru berusia 1 tahun, 3 hari yang lalu Dylan baru saja menginjak usia 1 tahun.

Ryan benar-benar membuatku begitu bahagia dan merasa semakin lengkap dengan hadirnya anak-anak yang menggemaskan seperti mereka.

"Sayang? Ayo makan." Panggil Ryan sembari menarik tanganku untuk duduk di kursi makan.

Namun tiba-tiba suara rengekan Dylan membuatku mengurungkan niat untuk duduk, ku lihat Yuna melangkah ke arahku dengan Dylan di pangkuannya.

"Dylan bangun dan tidak mau meminum susunya." Tukas Yuna membuatku dengan segera membawanya ke dalam pangkuanku.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang