🕯Epilog '22

577 77 9
                                    

H E N R Y POV

Tok... Tok... Tok...

"Masuk .."

Seorang pria berpakaian rapi itu muncul dari balik daun pintu dan mulai melangkah dengan sopan ke arah ku.

"Kami sudah menerima beberapa CV untuk perekrutan sekretaris baru. Dan ini berkas-berkasnya." Ujarnya yang merupakan kepala HRD di perusahaan ku ini. Ia meletakkan beberapa berkas itu di atas meja dan mulai berpamitan untuk kembali ke ruangannya.

Keningku mengernyit melihat setumpukan map disana. Perlahan tanganku mulai terulur untuk melihat satu persatu isi dari beberapa map berwarna coklat itu.

Tidak, ralat. Aku hanya melihat luar map nya yang sudah ku minta secara khusus agar dituliskan pukul berapa orang tersebut mendrop CV pada perusahaan. Selain pintar dan cermat, aku juga membutuhkan seorang sekretaris yang rajin, sigap dan cekatan.

Aku benar-benar belajar dari kesalahan yang pernah terjadi di waktu sebelumnya.

Map pertama, aku melemparnya asal ke atas ubin. Ia mendrop CV pukul 12 siang? Bahkan jam 12 adalah jam makan siang. Bukankah hal itu mencerminkan orang tersebut tidak tahu aturan yang tepat?

Map kedua, ketiga hingga seterusnya pun sama. Hanya ada satu map yang dapat ku pertimbangkan. Sebelum akhirnya tanganku meraih map terakhir, sejenak aku menghela napas.

"Aku harap kau tidak mengecewakanku." Tukasku putus asa.

Dan ketika aku membalik map terakhir itu, waktu yang dituliskan disana adalah pukul 9 pagi. Senyumku terlukis dengan lebar.

"Ini yang ku cari sejak kemarin! Astaga." Tukasku berakhir tertawa kecil sembari melangkah mengitari meja kerjaku sebelum akhirnya mendaratkan bokongku di tepi meja sambil membuka tali map yang di ikat memutar disana.

Jari jemari tanganku menarik beberapa lembar kertas di dalam sana dan mulai membaca beberapa baris awal.

Dan mataku membelalak hebat ketika mendapati nama yang sudah tidak asing lagi di hidupku. "Lucy? Kaukah itu?" Gumamku kemudian tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"Astaga! Kaukah itu? Oh Ya Tuhan!" Aku kembali tertawa sambil sedikit melompat-lompat benar-benar mirip orang sinting.

"Jodoh memang tidak akan kemana, pada akhirnya Tuhan akan mempertemukan ku dengan seseorang yang ku suka sejak awal bertemu ..." Mataku menatap kertas CV dan beberapa lampiran lainnya yang berada di tanganku tanpa memudarkan senyum ku yang bisa ku tebak sangatlah konyol.

Jari ku menekan salah satu tombol di atas meja yang langsung memanggil bagian HRD, "Jade tolong ke ruanganku sekarang." Tukasku berusaha terdengar seperti biasanya dan ia dengan segera mengiyakannya.

Setelah sambungan terputus aku kembali tersenyum lebar dan menggumamkan nama wanita yang begitu ku sukai itu.

Biarlah ia telah bersuami, toh pada nyatanya suaminya itu lupa ingatan dan ia adalah Ryan. Si pria brengsek itu. "Aku akan pastikan, bahwa akulah yang akan menggantikan posisi pria itu di hati Lucy. Aku akan membuatmu kepanasan Ryan." Gumamku sebelum akhirnya ketukan pintu kembali terdengar dan menampilkan Jade.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Oh ya, bereskan saja semua map yang ada di atas lantai itu. Terkecuali map yang ada di atas meja ku dan yang ini." Ujarku melambaikan map milik Lucy kemudian menaruhnya di atas mejaku.

Epilog '22 The End ...

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang