Chapter 11

594 84 3
                                    

A U T H O R POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A U T H O R POV

"Aku tidak ingin menundanya lagi. Aku tidak ingin membiarkan semuanya semakin rumit. Aku ingin hidup denganmu hingga ajal menjemputku. Aku ingin menjalin hubungan yang jauh lebih serius bersamamu dari hubungan yang sedang kita jalani sekarang."

"So ..."

"Will you marry me?"

Lucy masih terbayang akan kalimat indah itu terucap. Sedikit ia menitikkan air matanya tepat di depan cermin yang besar, perias sekaligus salah satu anggota keluarga Ryan itu membungkukkan sedikit tubuhnya.

"Oh sayang, jangan menangis. Make up nya akan rusak, dan cahaya di wajahmu akan memudar." Perias itu tersenyum membuat Lucy meraih selembar tissu di tangan sang perias.

"Terima kasih." Ujar Lucy sembari berusaha tersenyum. Perias itu melangkah meninggalkan ruangan ketika bersamaan dengan seorang pria melangkah masuk menghampiri Lucy yang masih sibuk menatap diri di pantulan cermin.

"Lucy?" Gumam seorang pria dibelakang Lucy itu membuat sang pengantin bak bidadari itu memutar tubuhnya. Kedua matanya berbinar dan hendak kembali menitikkan air matanya.

"Sstt hei, don't cry." Cemas James membuatnya dengan cepat melebarkan kedua tangannya menerima pelukan hangat dan erat dari adik satu-satunya itu.

"A-aku ..."

"Aku mengerti, kau pasti tidak enak padaku karena kau lebih dulu menikah daripada aku kakakmu." Kekeh James membuat Lucy memukul kecil lengan James. "Jangan pernah meneteskan air matamu lagi, kau tidak pantas untuk itu." Ujar James lagi membuat Lucy menelan saliva nya susah payah.

Lucy teringat pada Christian yang sangat tidak suka akan pernikahan ini. "Apa seharusnya aku melarikan diri?"

"Hei, pertanyaanmu sangat bodoh." Protes James membuatnya kembali menunduk. "Aku tahu semua itu sangat berat untukmu, tapi ini adalah tentangmu dan Ryan. Ia akan menjagamu, ia akan mencintaimu. Ia telah berjanji padaku." Ujar James, Lucy menatap wajah itu dengan terkejut.

"A-apa?"

James mengangguk-angguk. "Ya, ia datang padaku dan membicarakan soal rencana pernikahan denganmu jauh sebelum ia melamarmu. Ia berjanji akan menjagamu dan mencintaimu seumur hidupnya. Jangan pernah ragu padanya, aku yakin ia pria yang baik." Kata James. Lagi-lagi Lucy beranjak memeluk tubuh James erat dan sedikit terisak di bahunya.

"Ialah yang membuatku mantap menerima lamarannya, kau benar James . . ."

.
.
.

Setelah beruntai kalimat janji suci yang menyentuh hati, kedua tangan besar itu membuka kain tipis tembus pandang yang menutupi wajah Lucy dan menatap sepasang manik mata yang cantik itu dengan bahagia.

Ryan menangkup kedua pipi Lucy menggunakan kedua tangannya sebelum keduanya sama-sama menyatukan bibirnya di atas altar dan kemudian tertawa kecil bersama di barengi oleh tepuk tangan meriah sahabat dan keluarga yang keduanya undang sebelumnya.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang