Chapter 35

625 77 8
                                    

Aku melangkah menyusuri trotoar dengan senyum di wajah yang tidak pudar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melangkah menyusuri trotoar dengan senyum di wajah yang tidak pudar.

Kali ini adalah kali pertamanya Ryan mengajakku makan siang bersama setelah kecelakaan itu menimpanya, dan perasaanku sangat bahagia.

Aku sangat senang.

Aku harap langkah awal ini akan membawaku ke atas awan dengan cepat.

Aku ingin bahagia bersama suamiku.

Aku melirik sebuah restoran di sisi kiri ku, rupanya aku sudah sampai di tempat tujuan.

Rasanya sangat gugup, seakan berkencan untuk pertama kalinya dengan kekasih. Walaupun sebenarnya hal tersebut bisa di umpakan seperti itu.

Aku menatap diriku sebentar di pantulan kaca. Dan aku rasa penampilanku tidak terlalu buruk.

Rok sebatas lutut berwarna merah muda, blouse berwarna putih dan rambut yang di ikat dengan rapi. Aku tersenyum menatap diriku sendiri di pantulan kaca.

Aku memutuskan untuk melangkah masuk ke dalam restoran. Dan tidak lama kemudian aku menemukan keberadaan Ryan di salah satu sudut ruangan.

Aku melangkah menghampirinya dengan sedikit hati-hati karena kini aku kembali memakai sepatu berhak tinggi kesayanganku.

Ia yang menyadari kehadiranku pun meletakkan ponselnya di atas meja dan beralih menatapku.

Ya. Ia benar-benar menatapku, bukan hanya sekedar melirikku.

Ia menatapku dari bawah hingga berakhir menatap wajahku.

Sebenarnya aku sedikit malu karena penampilanku sangat berbeda dengan terakhir kali aku bertemu dengannya dirumah.

Bedanya kini aku tidak menutupi pakaian ku dengan jaket dan aku kini mengikat rambut panjang ku dengan rapi. Bukankah terlihat sekali aku mempercantik diri untuk bertemu dengannya?

Aish! Aku sendiri bahkan terlambat menyadarinya.

"R-Ryan?" Gumamku memanggil namanya.

Ia menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya membiarkan ku untuk duduk di hadapannya. "Aku sudah memesankan mu makanan. Jika kau tidak suka dengan menunya kau bisa pesan lagi." Tukasnya dan aku mengangguk mengerti.

"Terima kasih." Ujarku.

.
.
.

Makan siang hari ini cukup mengesankan untukku. Dan entah mengapa hal itu selalu terbayang-bayang olehku.

"Lucy? Are you ok?" Tanya seseorang yang tiba-tiba saja berada di hadapanku.

"U-uh ... Um ..."

"Kau membayangkan apa sampai senyum-senyum sendiri seperti itu hm?" Tanya Henry membuatku tersipu malu.

Aku hanya menatapnya sambil tersenyum. Ya, aku yakin senyumku saat ini sangat aneh dan konyol.

Henry tertawa, "Kau tidak pulang? Ini sudah waktunya pulang. Bahkan orang-orang sudah meninggalkan kantor." Ujarnya mengetuk jam tangan miliknya dengan ujung jarinya.

My Endless Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang